Rabu, 31 Oktober 2012

Sejarah Mikrobiologi


NAMA       : WINDAWATI. ALWI
NIM           : I 211 10 005

SEJARAH  MIKROBIOLOGI
          Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan dengan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik. Dunia mikroorganisme terdiri dari 5 kelompok organisme, yaitu bakteri, protozoa, virus, algae, dan cendawan. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Mikroorganisme yang bermanfaat antara lain: yang menghuni tubuh (flora normal), beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi makanan: pembuatan keju, anggur, yoghurt, tempe/oncom, kecap, dll, produksi penisilin, sebagai agens biokontrol, serta yang berkaitan dengan proses pengolahan limbah. Mikroorganisme yang merugikan, antara lain yang sering menyebabkan berbagai penyakit (hewan, tumbuhan, manusia), diantaranya: flu burung yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia termasuk Indonesia, yang disebabkan oleh salah satu jenis mikroorganisme yaitu virus. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis mikroorganisme yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Antony van Leeuwenhoek (1632-1723)
Seorang mahasiswa ilmu pengetahuan alam bangsa Belanda
Mempunyai hobi mengasah lensa dan berhasil membuat mikroskop sederhana
Leeuwenhoek telah menemukan makhluk hidup sangat kecil bergerak-gerak yang dinamakan “animal” yang terdapat di dalam setetes air hujan, air liur, air jerami, dll.
Melaporkan hasil pengamatannya dengan gambaran yang teliti mengenai berbagai jenis bakteri, dengan sketsa sel berbentuk bola, silindris, spiral (kini disebut coccus, bacillus, dan spirillum).
Ia mengirimkan penemuan-penemuannya itu dalam bentuk surat kepada sahabat-sahabatnya pada lembaga ilmu pengetahuan di London dan Perancis).
John Needham (1713 – 1781)          
Melakukan percobaan dengan memasak daging lalu diamatinya, ia menemukan jasad renik di awal percobaan dan berkesimpulan bahwa jasad renik itu berasal dari daging, mendukung teori abiogenesis.
Lazaro Spallanzani (1729 – 1799)   
Berusaha membuktikan bahwa konsep abiogenesis itu tidak benar
Mendidihkan kaldu daging atau larutan nutrien dalam labu selama 1 jam, lalu ditutupnya rapat-rapat.
Hasilnya ternyata tidak ditemukan jasad renik dalam labu tersebut.
Udara yang masuk ke labu kaldu dilewatkan melalui pipa berisi kapas penyaring
Hasilnya tidak ada pertumbuhan jasad renik karena udara yang masuk ke labu telah tersaring oleh serat-serat kapas dan tercegah masuk ke dalam labu.

Louis Pasteur (1822 – 1895)

Salah satu percobaan yang dilakukan adalah ia menyiapkan labu besar serupa balon berisi larutan nutrien yang dilengkapi pipa panjang dan sempit berbentuk leher angsa. Isi labu dipanaskan, udara dibiarkan mengalir keluar masuk melalui pipa itu tanpa perlakuan apapun.
Akhirnya dapat disimpulkan fakta bahwa mikroorganisme hanya dapat timbul dari jasad renik lain (biogeneis), fakta ini sekaligus membuktikan ketidakbenaran teori generasi spontan (1860).
Mikroba-mikroba dalam udara itulah yang menjadi penyebab pembusukan sampah, makanan, dan minuman. Pasteur mengatakan bahwa mikroba-mikroba ini mungkin membahayakan manusia.
Kebenaran teori Pasteur ini dibuktikan oleh Lord Lister, seorang ahli bedah dengan tindakan aseptik pada waktu pembedahan menggunakan semprotan desinfektan asam karbolat pada luka ternyata dapat mematikan mikroba-mikroba dari udara, dan angka kematian karena infeksi sesudah operasi ternyata sangat menurun.
Oleh karena itu beliau disebut sebagai “Bapak Pembedahan Antisepsis”.

Robert Koch (1876)

Seorang dokter dari Jerman, menyempurnaan penelitianterhadap kuman anthrax yang menyerang ternak. Ia berhasil mengasingkan kuman anthrax dalam bentuk biakan murni (pure culture) dengan mempergunakan perbenihan/medium, dan dapat dibuktikan bahwa kuman-kuman yang diasingkan ini mampu menimbulkan penyakit yang sama bila dimasukkan ke dalam tubuh binatang percobaan yang rentan.
Berdasarkan penemuan tersebut Koch memformulasikan kriteria mengenai kuman penyebab penyakit, dikenal sebagai Postulat Koch yang berbunyi :
Kuman penyebab sakit harus selalu ditemukan di dalam tubuh binatang yang sakit, dan tidak ditemukan dalam binatang yang sehat.
Kuman tersebut harus dapat diasingkan dan dibiakkan dalam bentuk biakan murni di luar tubuh binatang tadi.
Biakan murni kuman tersebut harus mampu menimbulkan penyakit yang sama bila disuntikkan pada binatang percobaan.
Kuman tersebut dapat diasingkan kembali dari binatang percobaan tadi.
Harus dapat dibuktikan adanya antibodi terhadap organisma tersebut.

Koch menemukan pula cara-cara pewarnaan, cara memperoleh biakan murni bakteri menggunakan perbenihan padat, juga menemukan kuman tuberkulosis (1882), Vibrio cholerae (1883), beliau disebut sebagai Bapak Bakteriologi Modern.

Hansen (1874) melukiskan tentang kuman lepra
Neisser (1879) melukiskan tentang kuman gonokokus
Ogston (1881) menemukan stafilokokus
Loeffler (1834) mengasingkan kuman difteri
Nicolaier (1884) mengamati kuman tetanus pada nanah
Fraenkel (1886) melukiskan tentang pneumokokus
Schaudin dan Hoffman menemukan spiroketa sifilis
Roux dan Yersin (1888) melukiskan patogenesis difteri setelah menemukan toksin difteri, dan terus masih banyak lagi penemuan-penemuan baru sehingga ilmu mikrobiologi kedokteran begitu cepat berkembang maju sampai sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar