Minggu, 29 September 2013

Apakah Cinta ???



APAKAH CINTA ??

Cinta itu indah
Membuat orang yang merasakannya terbang
Senang, sedih dan berbagai perasaan lain bercampur aduk
Tapi
Cinta itu sakit
Sakit melihatnya jika bersama yang lain
Sakit melihatnya jika dia tidak melihat ke arah kita
Sakit jika dia tidak memilih kita
Namun cinta yang tulus itu mengajarkan kedewasaan pada kita
Rela melepaskannya agar dia bahagia
Walaupun harus jauh
Walaupun hati teriris
Yang penting dia tersenyum, kita sudah bahagia
Karena cinta tulus itu adalah perasaan rela untuk melihat orang yang dicintai bahagia dalam hal positif....

Selasa, 11 Juni 2013

MATADOR 010








MATADOR (Mahasiswa Penuh Talenta dan Organisatoris) adalah sebuah nama dari angkatan 2010 Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Visi MATADOR yaitu menjadi The Real Fighter. Hal ini diibaratkan dengan nama petarung yang berusaha mengendalikan banteng di Spanyol yang dikenal juga dengan sebutan Matador. Kami semua yang bergabung dalam MATADOR mengharapkan kami nantinya dapat menjadi petarung sejati yang hebat dalam kehidupan ini. Barangkali ini adalah harapan yang mustahil terlebih lagi sifat anak-anak MATADOR beragam dan sulit sekali disatukan. Namun dibawah MATADORlah kami bisa merasakan kebersamaan dan perjuangan. Dan mungkin dengan keyakinan dan kerja keras kami suatu hari hal yang mustahil itu akan terwujud...
Love U MATADOR
Winda “OP” ^_^

Senin, 10 Juni 2013

One Piece





One Piece adalah sebuah kisah bajak laut yang menginspirasi. Menceritakan tentang mimpi, persahabatan dan perjuangan... Karya Eiichiro Oda ini benar-benar fantastic dan memukau. Tokoh utama adalah Luffy, manusia karet yang tak sengaja memakan buah iblis gomu gomu no mi. Monkey D Luffy atau nama akrab Luffy dikenal sebagai bajak laut topi jerami (Straw Hat Pirates (SHP)). Krunya saat ini terdiri dari Zorro, Nami, Usoop, Sanji, Chopper, Robin, Franky dan Brook. Zorro memiliki kekuatan menggunakan 3 pedang saat bertarung, Nami navigator kapal, Usoop sang penembak jitu, Sanji koki, Chopper sebagai dokter kapal, Robin sang arkeolog, Franky tukang kayu dan Brook sang pemusik. Mereka semua memiliki kemampuan hebat saat bertarung.
Luffy memiliki kakak bernama Ace. Ace adalah anak dari raja bajak laut Gold D Roger, sedangkan Luffy adalah anak dari sang revolusioner Monkey D Dragon. Mereka mengikat tali persaudaraan dengan bertukar gelas saat mereka dirawat bersama oleh Dadang seorang bandit gunung.  Gold D Roger menitipkan kelahiran ace pada Monkey D Garp. Kemudian Garp menitipkan Ace dan Luffy pada Dadang. Jadi bisa dibilang bahwa dadang adalah pengganti ibu bagi mereka berdua. Kisah piluh menemui saat Ace harus mati saat menyelamatkan Luffy di Marineford padahal Luffy datang untuk menghentikan eksekusi Ace oleh pihak Marine. Namun dari sinilah babak baru dimulai saat Luffy berjuang untuk lebih kuat lagi dan memohon pada teman-teman krunya agar berjuang bersama untuk dapat mewujudkan mimpinya untuk menjadi RAJA BAJAK LAUT....

Rabu, 20 Februari 2013

TUJUAN PENGATURAN PEMBERIAN CAHAYA PADA TERNAK UNGGAS



Terdapat beberapa efek endokrin yang terjadi dari aksi sederhana dan langsung dari satu hormon. Aktifitas physiologis dari ayam, terutama yang betina, bergantung pada hubungan yang complex dari efek-efek kelenjer.
Sebagai contoh ialah pengaturan hormonal dari ovulasi dan pembentukan telur. Folicle Stimulating Hormon (FSH) yang berasal dari lobus anterior kelenjar pituitary menyebabkan pertumbuhan dari fillikel-follikel beserta ova didalamnya. Bila follicle telah mencapai besar, hormon “Leutinizing Hormon” ( LH ) dilepas dari kelenjer pituitary dan menyebabkan ovulasi.
Disamping itu oviduct juga berada dibawah pengaturan hormon dan dia distimulir pada waktu yang tepat untuk menangkap ovum yang di lepaskan waktu ovulasi.
Sekresi hormon dari fillikel bertanggung jawab untuk pembesaran oviduct sampai dapat berfungsi, untuk pemisahan tulang pubic, pembesaran vent, dan untuk mobilisasi timbunan-timbunan lemak untuk pembentukan kerang telur. Sekresi albumen berada dibawah kontrol satu hormon yang disekresikan oleh tenunan interstitel ovarium.
Pembentukan kerabang telur sebahagian berada dibawah kontrol hormon yang disekresikan oleh kelenjar parathyroid. Pada permulaan dan akhir pembentukan kerabang telur waktu sekresi dari hormon haruslah benar-benar tepat.
Pada akhirnya hormon yang dijumpai pada kelenjar pituitary bagian posterior tetapi disekresikan oleh sel-sel yang khusus dari hypothalamus akan bekerja pada waktu yang tepat, sehingga telur-telur yang telah terbentuk dikeluarkan.
Fungsi normal dari seluruh proses produksi telur semuanya tergantung pada penyesuaian serta syncronisasi yang tepat dari seluruh kejadian. Bila salah satu kelenjar mulai berfungsi secara tidak secara tidak normal ( menurut kehendaknya ) misal adanya penyerangan tumor dan tidak menunggu tanda yang tepat maka kemungkinan besar terbentuknya telur yang tidak normal, seperti telur tanpa kuning telur, kerabang telur yang lembek, telur dalam telur dua kuning telur dan sebagainya.
Waktu oviposition dapat dipengaruhi oleh pengaruh luar seperti menangkap atau memegang seekor petelur beberapa saat sebelum waktu bertelur yang normal terjadi akan dapat menunda oviposition yang cukup lama.
Gertakan dan pertumbuhan ovarium akan menghasilkan kenaikan produksi hormon-hormon ovarium yang cukup mengherankan sebab berlaku untuk kedua sex hormon jantan dan betina. Sex hormon jantan ( Androgen ) bertanggung jawab untuk keadaan merah dari pial serta jengger yang berlemak ( berlilin ) pada petelur yang normal. Sex hormon betina ( Estrogen ) mengontrol sifat-sifat kebetinaan yang sekunder seperti tatawarna bulu yang normal, tiadanya taji tingkah laku betina.
Disamping itu betelur dan ovalusi dapat terpengaruh oleh faktor luar dari cahaya terang atau gelap. Diketahui bahwa ovulasi terjadi ± 30 menit setelah bertelur. Tetapi jika peneluran terlambat sampai jam 4.00 sore, pelepasan ovum berikutnya, tidak akan terjadi kira-kira 10 – 12 jam kemudian, kecuali jika schedul cahaya normal untuk petelur telah disiapkan atau petelur tersebut dipelihara pada cahaya yang terus menerus dengan intensitas yang konstant selama 24 jam.
Jika cahaya digunakan sepanjang malam diperkirakan bahwa ayam akan bertelur pada siang dan malam hari tetapi hal ini tidak terjadi karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang sangat jelas antara cahaya siang dan cahaya pada malam hari.
Kalau petelur-petelur dipelihara pada sangkar individual ( individual cage ) dalam suatu ruangan tanpa cahaya alam, dan secara terus menerus ( konstant ) diberi penerangan selama 24 jam,mereka akan bertelur setiap waktu dan akan menghasilkan sebahagian dari telurnya pada malam hari.
Petelur-petelur yang mendapat cahaya buatan dari jam 6 pagi – 6 sore ( 12 jam ) dan selama 12 jam lain tidak akan mendapat cahaya sama sekali, maka ayam-ayam akan bertelur pada siang siang hari. Bila schedul penyinaran dirobah yaitu dari jam 6 sore – 6 pagi dan pada siang hari tidak dapat cahaya sama sekali maka dalam waktu 3 hari, waktu bertelurnya berubah dan seluruh telurnya akan dikeluarkan pada malam hari.

Penggunaan Cahaya Buatan.

Cahaya buatan digunakan untuk mengontrol pertumbuhan dan kecepatan kedewasaan kelamin pullet sehingga tubuhnya sudah cukup besar untuk menghasilkan telur yang pertama sesuai yang diharapkan.
Suatu masalah yang praktis ialah bagaimana mengontrolumur dan berat pada sexual matuarity sehingga “egg layingperformance”nya akan menguntungkan secara komersial. Cara ini dapat diatasi dengan cara mengurangi panjangnya hari dan pemeliharaan ayam tersebut mulai pemeliharaan sampai saat bertelur. Panjangnya hari pada pemeliharaan anak-anak ayam secara lambat laun dikurangi hingga hanya kira-kira 6 jam dalam sehari padaa saat mana pullet telah berumur 5,5 – 6 bulan. Pada saat ini cahaya dinaikkan 14 – 16 jam/hari guna menstimulir produksi.
Untuk pelaksanaan ini akan membutuhkan kandang tertutup dimana semua cahay alam tak ada sama sekali, selama akhir periode grower.
Cahaya buatan dapat pula digunakan pada pullet yang tidak bertelur atau petelur tua untuk berproduksi pada waktu yang dikehendaki atau menunda produksi yang normal.
Cahaya buatan tambahan dapat di gunakan pada ayam ( unngas ) sebagai rangsangan disamping cahaya alam. Pengaruh akibat penambahan cahaya itu akan diperoleh 7 – 10 hari kemudian. Biasanya penggunaan cahaya tambahan ini dilakukan pada pagi hari, sore hari atau kombinasi keduanya guna melengkapi kebutuhan cahaya 13 – 14 jam dalam sehari.
Dalam gertakan cahaya akan mempunyai level intensitas tertentu sebab bertambah terangnya cahaya tidak berpengaruh terhadap kenaikan produksi telur yang lebih besar. Level intensitas cahaya 0,5 – 1 foot candle harus diberikan pada periode tergelap elama pemeliharaan ayam.
Cahaya merah lebih efektif dari pada cahaya biru, tapi walupun demikian cahaya putih dari bola lampu biasa mengandung cahaya merah yang cukup untuk mengadakan stimulus yamg memuaskan.
Anak ayam merlukan cahaya yang lebih banyak dari pada ayam tua. Setelah mencapai umur 4 minggu,ayam akan lebih baik pertumbuhannya apabila cahaya yang diberikan penuh lagi menjelang masak kelamin ( umur 20 – 22 minggu ). Cahaya yang diterima ayam dapat berupa cahaya buatan atau cahaya alam.
Cahaya sangat diperlukan dalam pemeliharaan ayam, karena memiliki arti penting berkaitan dengan proses pertumbuhan dan produksi ayam, yaitu sebagai berikut:
Proses Pertumbuhan
Keberadaan cahaya yang masuk kedalam ruangan memungkinkan ayam untuk mampu melihat lingkungan sekitar, terutama makanan dan air minum yang tersedia. Sehingga dengan demikian, keberadaan cahaya tersebut tentu saja akan meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh ayam. Sementara, jumlah makan yang masuk kedalam tubuh (feed intake), juga berpengaruh besar terhadap proses produksi.

Proses Produksi Telur.
Pengaruh cahaya terhadap proses produksi telur adalah merangsang hormon reproduksi gonadotropin, dan proses ovulasi atau peneluran. Hal ini terjadi karena cahaya yang masuk kedalam ruangan diterima saraf pada mata ayam, yang kemudian menimbulkan rangsangan dalam mengahsilkan hormon yang sangat potensial dalam proses pembentukan telur.
Sejak umur 17 minggu, intensitas cahaya yang diterima harus ditingkatkan untuk merangsang alat reproduksi. Namun, peningkatan intensitas cahaya dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1.      Jika matahari memancarkan cahaya kurang dari 10 jam/hari.
  1. Kandang terlalu lebar, sehingga sebagian ruangan terutama bagian tengahnya redup (kurang mendapatkan cahaya).
  2. Kondisi ayam memang masih memungkinkan untuk memberikan peningkatan produksi.
Pada saat ayam berumur 22 minggu, ayam tersebut memiliki potensi besar dalam memberikan peningkatan produksi. Oleh karena itu, lama pencahayaan dapat ditambah secara bertahap. Sehingga diusahakan dalam satu hari, ayam mendapat cahaya selama 12-13 jam. Selanjutnya, pencahayaan ini ditingkatkan atau ditambah hingga 1 jam dalam satu hari secara bertahap, hingga akhirnya diperoleh lama pencahayaan 16-17 jam dalam satu harinya.
Manajemen pengaturan cahaya sangat mempengaruhi proses integral dalam produksi telur. Pengaturan pemberian cahaya dalam manajemen ayam petelur dengan waktu 12 sampai 14 jam dalam satu hari yang terbagi menjadi waktu gelap dan waktu terang, mengingat ayam mempunyai sifat sangat sensitif terhadap waktu penyinaran. Waktu penyinaran ini mempengaruhi sifat mengeram, dewasa kelamin, periode bertelur, produksi telur dan tingkah laku sosial perkawinan (Nesheim et al., 1979).
Penerimaan cahaya pada ayam akan mengakibatkan rangsangan terhadap syaraf pada syaraf optik, yang dilanjutkan oleh syaraf reseptor ke hipothalamus untuk memproduksi hormone releasing factor (HRS). Hormone releasing factor selanjutnya merangsang pituitaria pars anterior untuk menghasilkan FSH dan LH. HRS juga merangsang pituitaria pars posterior untuk menghasilkan oksitosin (Nesheim et al., 1979).
Cahaya dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari spektrum gelombang elektromagnet yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya. Penelitian intensif pada ayam modern selama satu dekade terakhir mengindikasikan bahwa gelombang elektromagnet yang merupakan komponen cahaya dapat mempengaruhi fungsi fisiologis dari beberapa bagian dari otak besar, khususnya hypothalamus.
Adanya pencahayaan, baik pencahayaan alami (sinar matahari) maupun cahaya buatan (lampu) akan menstimulasi hipotalamus di otak. Selanjutnya, “sinyal” cahaya akan diteruskan ke kelenjar-kelenjar tubuh, seperti hipofisa, tiroid dan paratiroid untuk menstimulasi disekresikannya hormon.
Kelenjar hipofisa akan mensekresikan “folicle stimulating hormone (FSH)” atau hormon perangsang perkembangan sel ovum pada indung telur (ovarium). Hormon inilah yang sangat berperan penting untuk pembentukan sebutir telur. Adanya sinyal cahaya juga menstimulasi kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur kecepatan metabolisme tubuh sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan.
Kelenjar paratiroid juga terstimulasi oleh adanya cahaya untuk mensekresikan hormon paratiroksin yang berperan dalam pengaturan metabolisme kalsium (Ca) dan fosfor (P). Setelah melihat fungsi dari adanya pencahayaan tersebut maka sudah selayaknya kita memberikan perhatian yang lebih pada program pencahayaan.
Beberapa hal yang selayaknya kita ketahui tentang program pencahayaan antara lain lama waktu pencahayaan, besarnya intensitas cahaya dan kapan pencahayaan tersebut dilakukan. Pada ayam petelur, lama waktu dan intensitas pencahayaan sangat dipengaruhi oleh fase atau umur produksi.
Pada masa starter diberikan pencahayaan dengan intensitas paling tinggi (20-40 lux) dan waktu paling lama (24 jam pada 1 minggu pertama). Tujuannya ialah mempermudah ayam mengenali tempat ransum dan air minum maupun untuk memacu pertumbuhan. Saat fase grower, program pencahayaan diberikan cahaya dalam waktu paling singkat (12 jam atau hanya dari cahaya matahari) dengan intensitas terendah (5-10 lux). Hal ini dimaksudkan untuk mengontrol perkembangan saluran reproduksi dan pencapaian berat badan yang optimal saat mulai berproduksi.
Lain halnya saat fase layer, lama (16 jam) dan intensitas pencahayaan (10-20 lux) berada diantara fase starter dan grower. Pada fase layer ini, adanya pencahayaan akan membantu proses pembentukan telur, pertumbuhan berat badan dan membantu metabolisme Ca dan P yang sangat diperlukan untuk pembentukan kerabang telur dan tulang. Jumlah lampu yang diperlukan untuk memperoleh intensitas yang dikehendaki dapat diketahui dengan rumus:
Berikut adalah perhitungan jumlah lampu yang dibutuhkan untuk luasan kandang dan jenis lampu tertentu.
∑ lampu = Luas kandang x Intensitas cahaya
Watt lampu x K faktor
K faktor merupakan konstanta yang nilainya tergantung daya lampu, yaitu :
Watt Lampu 15 25 40 60 100
K Faktor 3,8 4,2 4,2 5,0 6,0
Selain lama waktu dan intensitas pencahayaan, penentuan waktu untuk menambah atau mengurangi pencahayaan juga wajib diperhatikan oleh peternak. Dua hal penting tentang pencahayaan adalah jangan menambah jam terang selama masa pertumbuhan (fase grower) dan sebaliknya jangan mengurangi jam terang selama masa produksi. Jarak dan distribusi lampu juga harus diperhatikan. Jangan sampai jarak maupun intensitas lampu yang digunakan tidak sama. Jarak pemasangan lampu yang kurang baik, yaitu jarak antar satu lampu dengan lainnya tidak sama dapat mengakibatkan perbedaan intensitas cahaya.
Data penelitian menunjukkan adanya pengaruh pencahayaan terhadap performan produksi telur. Ibnu Katsir Amrullah (2003) menjelaskan bahwa ayam yang diberi pencahayaan selama 8 jam pada masa grower dan 14 jam pada masa layer mampu menghasilkan telur dalam jumlah lebih banyak (berbeda signifikan) meskipun berat telurnya sedikit lebih ringan.
Pemberian cahaya yang sama antara masa grower dan layer terbukti mempunyai produksi telur lebih rendah meskipun berat telurnya lebih besar. Namun pemberian cahaya secara terus-menerus (tanpa pengaturan) akan mengakibatkan ayam kurang peka rangsangan cahaya saat memasuki masa layer (produksi telur). Selain itu, pemberian cahaya yang kurang sesuai (terlalu lama) akan menyebabkan berat badan ayam lebih besar.
Dari penelitian Ibnu Katsir Amrullah (2003) juga diketahui bahwa ayam grower yang dipelihara dengan lama pencahayaan 14 jam terus-menerus mempunyai berat badan 60 gram lebih berat pada umur 19 minggu.
Penambahan cahaya juga dapat mempercepat dewasa kelamin (umur bertelur). Ibnu Katsir (2003) menyatakan jika penambahan cahaya dilakukan dua hari lebih awal maka ayam akan bertelur lebih cepat 1 hari. Namun perlu diingat, ayam yang terlalu cepat bertelur namun berat tubuhnya belum optimal akan menghasilkan telur dengan ukuran yang lebih kecil. Dan hal ini akan relatif sulit untuk diperbaiki karena saat mulai bertelur sampai puncak produksi (masa kritis), ayam harus mengalokasi ransum yang dikonsumsi untuk 2 proses penting, yaitu produksi telur (mencapai puncak) dan pertumbuhan (± 300 gram). Sama halnya jika terlalu gemuk, penambahan cahaya akan memicu terjadinya prolapse.
Melakukan kontrol berat badan secara ketat, program vaksinasi yang sesuai, pemberian ransum sesuai kebutuhan dan memberikan stimulasi cahaya menjadi langkah penting untuk tercapainya produksi yang optimal. Produksi telur tercapai, keuntungan pun tinggi