Rabu, 31 Oktober 2012

Perkembangan dan Kegunaan Tataniaga


Dosen               :  Ir. Hastang, M.Si.
Mata Kuliah   :  Tataniaga Ternak dan Hasil Ternak
Perkembangan dan Kegunaan Tataniaga

unhas.png

Oleh :
Nama      :  Windawati. Alwi
Nim        :  I21110005
Prodi       :  Nutrisi dan Makanan Ternak

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
A. PERKEMBANGAN TATANIAGA
Jika dikatakan bahwa marketing adalah ilmu yang dinamis, itu memang benar adanya. Sejarah teori dan konsep marketing selalu mengikuti perubahan struktur sosial dan ekonomi masyarakat. Kemunculan ide-ide baru yang memperkaya ilmu marketing terus berkembang seiring revolusi besar peradaban manusia.
Mungkin masih banyak yang belum tahu bahwa peradaban bisnis modern berkembang sejak adanya revolusi industri di tahun 1900. Revolusi ini benar-benar mengubah tatanan struktur dan perilaku masyarakat pada saat itu. Bisnis yang tadinya berciri merkantilis (berdagang) kemudian berubah menjadi kapitalis. Kekuatan modal dipergunakan untuk membangun pabrik dan organisasi perusahaan,memproduksi barang, dan memperdagangkannya.
Pada proses ini muncullah pandangan-pandangan baru tentang bagaimana perilaku pasar terjadi dan bagaimana sebuah lembaga menjalankan kegiatan operasional untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal-hal inilah yang kemudian melatarbelakangi munculnya ilmu praktik manajemen bisnis, termasuk marketing.
Boleh jadi, ilmu marketing ketika itu memang menjadi jawaban atas berbagai pertanyaan yang tidak bisa diakomodasi oleh ilmu ekonomi yang telah berkembang terlebih dahulu. Marketing awalnya tak lebih dari aktivitas bisnis yang sederhana. Para ekonom pun hanya memasukkannya sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi.
Namun, pendekatan yang lebih berciri sosiologis kemudian menunjukkan adanya pengembangan dari institusi (lembaga) yang disebut sebagai "market" dalam bahasa ekonomi. Pendekatan sosiologis melihat institusi market bisa dilihat sebagai institusi sosial dibandingkan ekonomi. Artinya, di market bukan hanya tempat bertemunya supply dan demand. Market adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli. Market merupakan sebuah sistem sosial di mana kebutuhan setiap pihak akan materi tertentu akan bertemu.
Pada waktu itu, konsumsi dianggap sebagai akhir dari kegiatan produksi di dunia ekonomi. Padahal perilaku konsumsi sendiri sebenarnya merupakan ilmu yang bisa dieksplorasi lebih dalam. Demikian halnya dengan istilah "value". Ilmu ekonomi meletakkan value berhubungan dengan penambahan input dari faktor-faktor produksi. Padahal di dunia bisnis, value juga mencakup sesuatu yang intangible seperti pelayanan. Pendekatan marketing juga mempertanyakan apakah market dipengaruhi hanya oleh purchasing power (daya beli) masyarakat? Lebih jauh dari itu, para praktisi bisnis melihat bahwa market bukan sekadar dipengaruhi oleh daya beli, tetapi juga keinginan membeli yang dipengaruhi oleh iklan dan tenaga penjual. Advertising Muncul Lebih Dulu Kabarnya kelas pertama dari pelajaran marketing diberikan oleh ED Jones pada tahun 1902 di University of Michigan dan kemudian oleh Simon Litman di University of California pada tahun yang sama. Saat itu, pemikiran marketing masih berfokus pada masalah distribusi. Ini sesuai dengan ciri industri tahap awal yang berfokus pada distribusi massal. Namun, pengembangan pemikiran awal teori marketing justru banyak bermunculan dari universitas seperti Wisconsin, Harvard, Ohio State, University of Illinois dan Northwestern University.
Sebenarnya, walaupun belum dimasukkan dalam disiplin ilmu marketing, pemikiran tentang dunia iklan (advertising) sudah lebih dulu ada. Buku History of Advertising sudah muncul pada tahun 1875. Demikian pula halnya dengan selling sudah mendahului pengembangan ilmu marketing itu sendiri. Selling awalnya hanya sekadar sebuah seni menjual, tetapi kemudian dijadikan sebuah formula untuk dipelajari dan dianalisis.
Mulanya pendekatan marketing memang menyangkut tiga elemen: advertising, selling dan distribusi. Namun, banyak pemikiran yang kemudian menambahkan elemen-elemen dalam marketing. Seperti Ralph Butler dan Arch Shaw, dua ahli ini menambahkan elemen lain
dalam marketing, yakni: komoditas, institusi, dan fungsional. Artinya marketing menyangkut pula soal produk, organisasi pemasaran dan juga proses serta kegiatan.
Untuk elemen distribusi, berkembang pula pemikiran baru yang disebut retailing sejak tahun 1914. Nystrom pada waktu itu menulis literatur ritel bukan saja dari sisi proses distribusi, tapi juga manajemen ritel. Dengan banyaknya tambahan elemen-elemen baru dalam marketing, maka ilmu marketing kemudian masuk ke dalam tahapan integrasi. Pada tahap ini para pemikir dan ilmuwan mencoba menggabungkan berbagai ilmu, literatur serta elemen yang berdiri sendiri menjadi sebuah konsep yang terintegrasi. Buku Principles of Marketing pertama muncul lewat tangan Paul Ivey pada tahun 1920-an. Buku ini menggabungkan semua teori dan pemikiran yang berkembang di dunia marketing. Tetapi, yang lebih mengemuka kemudian adalah buku Principles of Marketing karangan Maynard, Weidler dan Beckman. Berbeda dibandingkan Ivey yang berfokus pada sisi pengusaha, buku ini lebih berfokus pada sudut pandang konsumen.
Teori marketing belum berakhir dengan dimunculkannya buku-buku tadi. Pada dekade-dekade berikutnya masuklah berbagai unsur yang memperkaya marketing. Ilmu-ilmu psikologi dan sosial mulai masuk. Demikian pula dengan konsep seperti segmentasi baru hadir belakangan setelah muncul konsep-konsep lain seperti marketing mix (4P).
Elemen-elemen dalam marketing sendiri mengalami perkembangan. Sebagai contoh, ilmu advertising semakin berkembang dengan masuknya media-media baru seperti televisi yang mulai populer pada tahun 1960-an. Pada tahun 1960-an dan 1970-an ilmu marketing justru memecahkan diri ke dalam berbagai diferensiasi (kekhususan) seperti international marketing, social marketing, marketing for non-profit organization dan lain-lain. Konsep social responsibility juga menjadi salah satu konsep yang sudah mulai terbentuk pada tahun 1970.

Peran Kotler
Kejayaan Kotler sebagai "bapak marketing" sendiri dimulai pada periode 1970-an. Peran Kotler dalam dunia marketing memang pada kemampuannya menerjemahkan konsep marketing ke terminologi yang mudah dipahami oleh banyak orang. Kotler-lah yang mengubah konsep marketing ke bentuk-bentuk aplikasi tertentu seperti marketing untuk health service, public service, educational service, politik, dan lain-lain.
Tahun 1967, misalnya, Kotler sudah memperkenalkan konsep manajemen marketing modern yang meliputi analisis marketing opportunities, mengorganisasikan aktivitas marketing, kegiatan perencanaan marketing serta kontrol. Buku-buku Kotler kemudian menginspirasi banyak para pengajar dan praktisi di dunia marketing seluruh dunia. Bahkan, tak ada kuliah marketing yang tak lepas dari karya-karya Kotler. Buku Principles of Marketing dan Marketing Management dari Kotler membentuk pemikiran-pemikiran dasar dan fundamental yang mempengaruhi berbagai pemikiran baru lainnya di dunia marketing.
Pada dekade 1980-an, pemikiran baru di dunia marketing seperti positioning yang dipopulerkan oleh Jack Trout dan Al Ries serta brand equity yang dipopulerkan oleh David Aaker semakin menguat. Era kemajuan bisnis di banyak negara pada dekade tersebut menciptakan kompetisi bisnis yang semakin ketat. Karenanya, peran dari sebuah merek dan upaya untuk mendiferensiasikan diri juga mengemuka. Dekade 1980 dan 1990-an adalah dekade menguatnya unsur service dan kepuasan pelanggan di dalam marketing. Konsep seperti Servqual, Service profit chain dan juga services marketing mulai bermunculan.

Gelombang Baru
Ketika dunia memasuki gelombang revolusi berikutnya, yakni revolusi teknologi informasi, maka pemikiran-pemikiran marketing baru pun bermunculan mengikuti gelombang revolusi tersebut. Salah satunya konsep experiential marketing. Dengan adanya teknologi informasi, internet dan multimedia membuat experiential marketing lebih bisa berkembang. Demikian pula di dunia service, peran IT membuat konsep CRM (Customer Relationship Management) juga ikut berkembang. Belum lagi jargon-jargon baru seperti buzz marketing, viral marketing dan lain-lain.
Tentu saja, seiring dengan revolusi ini, maka marketing pun harus berubah dalam cara memandang kompetisi. Aliansi dan co-branding adalah cara memandang kompetisi baru, di mana kerja sama dengan segenap pihak, termasuk kompetitor bisa menjadi kunci kemenangan.
Juga konsep "blue ocean" yang mendesak para marketer untuk menciptakan kompetisi yang baru daripada bersaing di pasar yang sudah semakin sesak.
Revolusi baru juga berimbas pada perkembangan media periklanan. Semakin berkembang dan kompleksnya media untuk berpromosi membuat marketer semakin berhati-hati menginvestasikan dananya. Oleh karena itu muncul pemikiran-pemikiran baru yang menggugah. orang marketing untuk menghitung return on investment dari aktivitas marketing yang dilakukannya. Marketing dihadapkan pada kenyataan bahwa kegiatan mereka harus mampu dijelaskan dengan bahasa-bahasa finansial. Marketing ROI, CLV (Customer Lifetime Value), dan lain-lain adalah pemikiran-pemikiran yang kemudian mulai muncul.
Dari berbagai pergolakan pemikiran marketing tadi kita bisa menyimpulkan bahwa pemikiran marketing, mau tidak mau, harus terus berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan struktural yang terjadi dalam tatanan sosial ekonomi masyarakat, bentuk dan tingkat kompetisi yang ada serta perkembangan teknologi. Setelah revolusi industri dan IT, dunia diramalkan akan masuk ke revolusi bioteknologi.


B. KEGUNAAN PEMASARAN
            Beberapa ahli ekonomi menggambarkan produksi itu sebagai penciptaan nilai guna (utility), yaitu proses bagaimana membuat barang dan jasa bermanfaat. Proses penciptaan nilai guna tersebut merupakan kegiatan productive, yang selanjutnya dapat digolongkan ke dalam: (a) place utility (kegunaan karena tempat), (b) form utility (kegunaan karena bentuk), (c) possesion/ ownership utility (kegunaan karena milik) dan, (d) time utility (kegunaan karena waktu).           
(a) Place Utility (Kegunaan Karena Tempat)
 Place utility yaitu kegunaan karena adanva perpindahan tempat. misalnva barang, berpindah tempat dari suatu kota ke kota lain, dari desa ke kota. Kemudian  diangkut dari daerah pedalaman ke kota besar, akan meningkat kegunaannya. karena di kota orang banyak rnembutuhkan beras. dan harganya akan lebih meningkat dibandingkan dengan harga di desa di mana beras dihasilkan.

(b) Form Utility (Kegunaan Karena Bentuk)          
Form utility yaitu mengubah bentuk barang menjadi barang baru. seperti dari kulit dirubah menjadi sepatu, dari karet menjadi ban mobil, dari tekstil menjadi kemeja dan sebagainva.

(c) Possesion/ Ownership Utility (Kegunaan Karena Milik)
Possession utility yaitu kegunaan yang meningkat karena adanya perpindahan hak milik dari penjual kepada pembeli. Misalnya, makanan di restoran akan makin meningkat kegunaannya apabila makanan itu berpindah atau dibeli oleh pembeli karena para penjual makanan itu sendiri tidak sanggup memakan semua makanan tersebut. Bagi dia, nilai fisik makankan itu sendiri tidak ada yang ada ialah nilai tukarnya, yaitu bila makanan itu ditukar dengan uang atau dijual.

d) Time Utility (Kegunaan Karena Waktu)
Time utility ialah kegunaan karena adanya tenggang, waktu. misalnya pakaian musim dingin akan lebih meningkat kegunaannya pada musim dingin dibandingkan dengan musim panas. Demikian pula di negara kita, kegunaan payung akan lebih banyak dan men ingkat pada musim hujan.

5 contoh bisnis berdasarkan kegiatan serta kegunaan/manfaat yang terdapat didalamnya yaitu :
1.      PT. Pertamina
      • Lokasi              : Seluruh Indonesia
      • Komoditi          : Minyak dan gas
      • PT. Pertamina merupakan contoh perusahaan yang memiliki empat kegunaan sekaligus yaitu kegunaan bentuk, kegunaan tempat, kegunaan waktu, dan kegunaan kepemilikan. Hal ini dikarenakan PT. Pertamina merupakan perusahaan milik Negara yang sangat vital keberadaannya bagi kehidupan seluruh masyarakat. PT. Pertamina mengubah bentuk dari galian alamnya menjadi bahan bakar yang siap pakai, lokasinya yang ada diseluruh Indonesia juga menunjukan bahwa kegunaan waktu dan tempat sangat terpakai dalam bisnis ini, dan juga produk dari PT. Pertamina ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang menjadikannya memiliki kegunaan kepemilikan.
2.       CV. Bambu Kuning
    • Lokasi              : Nganjuk, Jawa Timur
    • Komoditi          : Tanaman buah, tanaman hias, alat-alat perkebunan
    • CV. Bambu kuning ini merupakan contoh bisnis yang memiliki kegunaan pemilikan (possession utility), karena bisnis sepert ini hanya ditujukan khusus bagi para konsumen yang memiliki keterlibatan dalam kehidupan agrikultur.
3.      PT. Puma Sport Nusantara
      • Lokasi              : Pasir Kaliki, Bandung
      • Komoditi          : Footwear, shoes
      • PT. Puma Sport Nusantara merupakan salah satu jenis aneka industri yang memproduksi sepatu dan alas kaki lainnya. Bisnis ini memasuki kategori manfaat tempat dan bentuk. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa sepatu merupakan hasil olahan dari kulit maupun karet, jadi sewajarnya bisnis ini memasuki kategori manfaat bentuk, sedangkan manfaat tempat didapatkan dari psikologi sosial masyarakat bahwa tempat memproduksi sepatu adalah di Bandung, karena alasan itulah saya memasukan PT. Puma Sport Nusantara kedalam kategori manfaat tempat.
4.      PT. Honda Astra Engine MFG .
    • Lokasi              : Jakarta
    • Komoditi          : Vehicle component
    • PT. Honda Astra Engine MFG adalah salah satu industri alat angkut darat yang sangat terkenal di Indonesia bahkan  di Asia. Melihat posisi dari penempatan lokasinya yang berada di ibukota Negara dapat dipastikan bahwa perusahaan ini memiliki manfaat tempat dan tentunya manfaat bentuk, karena memang industri ini mengubah bahan bakunya.
5.      PT. Asuransi Astra Buana
    • Lokasi              : Jakarta, Semarang, Solo, Medan, Makassar, Bogor, Palembang, Denpasar, Tangerang, Bekasi, Lampung, Pekanbaru, Batam, Purwakarta, Yogyakarta
    • Komoditi          : Jasa insurance (asuransi)
    • PT. Asuransi Astra Buana merupakan perusahaan asuransi terbesar di Indonesia yang lebih dikenal dengan “Astra Group.”Perusahaan ini sudah berdiri sejak 20 Februari 1957 sampai dengan saat ini. Begitu banyak produk-produk asuransi yang dikeluarkannya dari general insurance, life insurance, hingga car insurance yang seringkali kita saksikan pada iklan televisi yaitu Garda Oto. Dilihat berdasarkan manfaat, peusahaan ini memiliki kegunaan waktu (time utility). Jasa asuransi akan bermanfaat ketika waktu pemakaiannya tepat atau syarat terjadinya transaksi asuransi telah terpenuhi.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2009. Sejarah Pemasaran dan Peranan Pemasaran. http://rahasiaakuntansi.blogspot. com/2009/10/sejarah-pemasaran-peranan-pemasaran.html.(Diakses tanggal 17 September 2011).

Anonim, 2010. Pengantar Bisnis. http://luthfie91.ngeblogs.com/2010/01/02/pengantar-bisnis. (Diakses tanggal 17 September 2011).

Anonim, 2011. Ciri-ciri Bisnis Modern. http://www.anakunhas.com/2011/05/ciri-ciri-bisnis-modern.html. (Diakses tanggal 17 September 2011).


3 komentar:

  1. Silver-White-Wheel Car Rental | TITIAN ART
    Silver-White-Wheel Car Rental | TITIAN ART · Silver-White-Wheel titanium cup Car ford edge titanium 2021 Rental is an affordable rental rental car that titanium stud earrings has citizen titanium dive watch a ion chrome vs titanium special purpose, safe, and easy rental car

    BalasHapus