Sabtu, 17 November 2012

Protein



            Kata tersebut protein datang dari kata Yunani ("prota"), yang berarti "arti penting yang utama." Protein-protein pertama digambarkan dan yang dinamai oleh ahli kimia Swedish Jöns Jakob Berzelius dalam 1838. Bagaimanapun, peran yang pusat dari protein-protein di dalam tinggal organisma-organisma tidak secara penuh dihargai sampai 1926, ketika Yakobus B.Sumner menunjukkan bahwa urease enzim adalah suatu protein[2] Protein untuk bersifat yang pertama sequenced adalah hormon insulin, oleh Frederick Sanger, yang menang Hadiah Nobel untuk prestasi ini dalam 1958. Struktur-struktur protein yang pertama yang untuk dipecahkan dimasukkan hemoglobin dan mioglobin, oleh Max Perutz dan Tuan Yohanes Cowdery Kendrew, berturut-turut, dalam 1958[3][4] Tiga struktur dimensional kedua-duanya protein-protein pertama ditentukan oleh analisa diffraction sinar x; Perutz dan Kendrew membagi bersama 1962 Hadiah Nobel di Chemistry untuk penemuan-penemuan ini.{mospagebreak}
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida (http://id.wikipedia.org/wiki/Protein).
                Protein merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari hasil polimeralisasi kondensasi berbagai asam amino. Protein termasuk kopolimer. Setiap molekul protein mengandung sekitar 20 jenis asam amino yang berikatan, dengan jumlah asam amino yang dapat mencapai ribuan. (Sutresna , 2007:300)
                Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
            Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu,ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung dan buah-buahan. Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai berikut : karbon 50%, hidrogen 7 %, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3% dan fosfor 0-3%. (Poedjiadi, 1994: 81)


A.  Struktur Protein
                Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat):[4][5]
  • struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik.
  • struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
    • alpha helix (α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
    • beta-sheet (β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
    • beta-turn, (β-turn, "lekukan-beta"); dan
    • gamma-turn, (γ-turn, "lekukan-gamma").[4]
  • struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
  • contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin.
B.   Penggolongan Protein
(lihat dibuku kimia SMA hal. 301)

C.   Methode Pembuktian Protein
Referensi
Poedjiadi, anna: dasar-dasar biokimia/anna poedjiadi, dan F.M titin supriyanti –jakarta penerbit Universitas Indonesia, 1994

Pemuliaan seleksi


A.Pengertian Seleksi
Dalam konteks pemuliabiakan ternak , seleksi adalah suatu proses memilihternak yang disukai yang akan dijadikan sebagai tetua untuk generasi berikutnya.Tujuan umum dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktifitas ternak melaluiperbaikan mutu genetic bibit. Dengan seleksi , ternak yang mempunyai sifat yangdiinginkan akan ddipelihara , sedangkan ternak-ternak yang mempunyai sifat yangtidak diinginkan akan disingkirkan.Dalam melakukan seleksi , tujuan seleksi harus ditetapkan terlebih dahulu, missal pada ayam , tujuan seleksi ingin meningkatkan produksi telur , berat telur, atau kecepatan pertumbuhan.

a.Seleksi Individu (Performance Test)
            Yaitu seleksi untuk ternak bibit yang didasarkan pads catatan produktifitas masing-masing ternak. Seleksi individual pada ternak sapi adalah cara seleksi yang paling sederhana dan mudah dilakukan di pedesaan dengan dasar bobot sapih anak sapi yang ada dan sebagainya. Seleksi individu adalah metoda seleksi yang paling sederhana paling banyak digunakan untuk memperbaiki potensi genetik ternak. Seleksi ini sering dilakukan jika : 
1.Fenotip ternak yang bersangkutan bias diukur baik pada jantan atau betina.
2.Nilai heritabilitas atau keragaman genetic tinggi. Seleksi bisa dilakukan dengan memilih ternak-ternak terbaik berdasarkan nilai pemuliaan. Dalam aplikasi dilapangan, jika memungkinkan, nilai heritabilitas dan nilai pemuliaan ternak jantan dan betina dipisah, kemudian dipiilih ternak-ternak terbaik sesuai keperluan untuk pengganti. Pada ayam pedaging, seleksi individu sering dan lebih mudah ddilakukan karena sifat tumbuh bisa diukur langsung baik pada jantan ataupun betina. Demikian juga lingkungan yang diberikan biasanya sama, seperti dalam satu kandang ayam-ayam berasal dari tetasan yang sama, pakan sama, dan perlakuan yang sama. Sering seleksi hanya berdasarkan pertimbangan fenotip saja tidak perlu menduga nilai pemuliaan. Seleksi individu akan semakin rumit apabila banyak faktor yang mempengaruhi fenotip , seperti pada domba , babi , dan sapi perah. Pada domba misalnya, faktor yang mempengaruhi bobot badan sangat banyak, seperti jenis kelamin, tipe kelahiran, paritas induk, dan musim waktu ternak-ternak tersebut dibesarkan. Apabila faktor-faktor ini tidak diperhatikan, ketepatan memilih ternak akan berkurang. Sebagai contoh, apabila kita ingin memilih domba berdasarkan berat saja, maka yang akan terpilih adalah domba-domba jantan yang berasal dari kelahiran tunggal, padahal domba yang berasal dari kelahiran kembar mungkin mempunyai potensi genetik tinggi. Karena pengaruh dari induk mulai dari uterus sampai mereka disapih, domba-domba yang berasal dari kelahiran tunggal walaupun induknya sama. Dalam pendugaan nilai pemuliaan, faktor-faktor yang mempengaruhi fenotip harus diperhatikan dan dipertimbangkandalam evaluasi.

b.Seleksi Silsilah (Pedigree Selection)
            Seleksi yang dilakukan berdasarkan pada silsilah seekor ternak. Seleksi ini dilakukann untuk memilih ternak bibit pada  umur muda, sementara hewan muda tersebut beium dapat menunjukkan sifat-sifat produksinya. Pemilihan Bibit Ternak (contoh : ternak kambing/domba)  Pemilihan bibit ternak bertujuan untuk memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki sifat-sifat produktif potensial seperti memiliki persentase kelahiran anak yang tinggi, kesuburan yang tinggi, kecepatan tumbuh yang baik serta ppersentasi karkas yang baik dan sebagainya. Kriteria - kriteria yang biasa dipergunakan sebagai pedoman dalarn rangka melaksanakan seleksi atau pemilihan bibit ialah : bangsa ternak, kesuburan dan persentase kelahiran anak, temperamen dan produksi susu induk, produksi daging dan susu, recording dan status kesehatan temak tersebut.
1. Bangsa
            Pemilihan jenis ternak misalnya (kambing/domba) yang hendak diternakan biasanya dipilih dari bangsa ternak kambing/domba unggul
2. Kesuburan dan persentase kelahiran anak yang tinggi
            Seleksi calon induk maupun pejantan yang benar jika dipilih dan turunan yang beranak kembar dan mempunyai kualitas kelahiran anak yang baik.
3. Temperamen dan jumlah produksi susu induk
            Induk yang dipilih hendaknya sebaiknya memiliki temperamen yang baik, mau merawat anaknya serta selalu siap untuk menyusui anaknya.
4. Penampilan Eksterior
            Penampilan eksterior ternak bibit harus menunjukkan kriteria yang baik untuk bibit baik ternak jantan maupun betinanya (induk). Untuk memberikan penilaian keadaan atau penampilan eksterior dapat dilakukan dengan melakukan perabaan/pengukuran ataupun pengamatan.

c.Uji Keturunan (Progeny Test)
Sering suatu sifat hanya muncul pada salah satu jenis kelamin saja ,misalnya produksi susu. Tetapi keunggulan potensi genetik ternak jantan untuk produksi susu juga sangat penting, karena pada umumnya ternak jantan dapat mengawini banyak betina. Apabila keadaan ini terjadi, maka bisa dilakukan uji Zuriat.Uji Zuriat adalah suatu uji terhadap seekor atau sekelompok ternak berdasarkan performance atau tampilan dari anak-anaknya. Uji ini lazim digunakan untuk evaluasi pejantan karena pejantan biasanya banyak menghasilkan keturunan. Keberhasilan uji Zuriat tergantung pada syarat-syaratberikut ini :
1.Pejantan diuji sebanyak-banyaknya (minimal 5-10 ekor tergantung jumlah anak yang dihasilkan).
2.Pengawinan pejantan dengan betina dilakukan secara acak untuk menghindari jantan-jantan mengawini betina yang sangat bagus atau sangat jelek.
3.Jumlah anak per pejantan diusahakan sebanyak mungkin (minimal 10 anak)
4.Jangan dilakukan seleksi terhadap anak-anaknya sebelum uji selesai.
5.Anak-anak seharusnya diperlakukan sama untuk mempermudah dalam membandingkan.

d. Seleksi Kekerabatan (Family Selection)
Yaitu seleksi individu atas dasar performans kerabat-kerabatnya (misalnya saudara tiri sebapak atau saudara kandung). Seleksi kerabat dilakukan untuk memilih calon pejantan sapi perah dengan tujuan untuk meningkatkan produksi susu  yang tidak dapat diukur pada ternak sapi jantan, dengan mengukur produksi kerabat-kerabat betinanya yang menghasilkan susu. Seleksi kekerabatan biasa dilakukan apabila :
1.Nilai heritabilitas rendah
2.Ternak betina banyak menghasilkan keturunan
3.Ternak diberi perlakuan khusus sehingga tidak bisa dipakai sebagai pengganti. Sebagai contoh pada ayam, suatu seleksi ditunjukan untuk mencari ayam-ayam yang tahan terhadap penyakit spesifik. Anak-anak dari suatu keluarga dibagimenjadi 2 kelompok ; satu kelompok untuk ayam pengganti , dan kelompok lain yaitu ayam-ayam yang dipakai untuk percobaan yang diberi perlakuan penyakit. Ayam yang diberi perlakuan penyakit tidak bisa dipakai sebagai pengganti, karena ternak-ternak pengganti harus bersih dari penyakit. Hasil test kemudian dievaluasi dan ayam-ayam pengganti yang dipakai adalah anak-anak yang berasal dari famili terbaik berdasarkan daya tahan dari performa saudara-saudaranya.

B.METODE SELEKSI
Seperti telah dinyatakan semula, seleksi adalah kegiatan untuk membuat keputusan tentang ternak, berdasarkan informasi yang masuk (didapatkan). Dalam hal ini peternak harus mulai pertimbangan nilai-biak (breeding value) dari ternak tersebut. Di dalam suatu usaha pembiakan (breeding program) yang harus dipermasalahkan sebenarnya adalah nilai genetic dari hasil karyanya.
Kita mengenal 3 macam metodE seleksi yaitu :
1)Seleksi indeks
2)Seleksi tandem
3)Seleksi batasan silsilah bebas (independent culling levels).

a.Seleksi Indeks
Yang dimaksud dengan seleksi indeks adalah sustu seleksi yang dilakukan berdasarkan penilaian seluruh prilaku ternak tersebut yang digabung (disebut total score atau indeks).seperti diketahui nilai atau batasan karakter dari ternak pada umumnya mempunyai kisaran tertentu, dari yang amat jelek hingga yang amat baik. Dengan adanya system indeks, suatu prilaku yang kurang baik dapat dikompensasi dengan yang baik selama perilaku tersebut tidak bersifat fatal dan penggabungan angka dari peilaku-peilaku karakter tersebut dinamakan indeks.
Seleksi ini dapat mengatasi kekurangan dua metode sebelumnya. Pada seleksi ini, diperlukan nilai ekonomis relatif, penduga ragam fenotipe, ragam fenotipe, serta kedua peragam genotipe dan fenotipe untuk memperoleh nilai-nilai hubungan indeksnya. Hanya individu yang berindeks tertinggi yang dipilih untuk diteruskan ke generasi-generasi seleksi selanjutnya. Batas minimum untuk tiap sifat adalah saling bebas. Jadi individu-individu yang mungkin harus dibuang menurut metode simultan mungkin masih bisa dipergunakan dalam metode seleksi indeks. Contoh :Indeks : b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + … + bnXndi mana x adalah karakter, koefisien b ditentukan oleh nilai korelasi dan nilai ekonomi relatif.
Kelebihan indeks seleksi yaitu bahwa nilai pemuliaan dapat ditingkatkan melalui nilai intensitas seleksi untuk sifat masing-masing individu dan berat lahir yang diperoleh beragam, sedangkan kekurangannya yaitu tenaga dan biaya yang digunakan besar.
Seleksi indeks banyak digunakan pada peternakan yang lingkungannyarelatif seragam. Untuk keakuratan seleksi ini , parameter genetik seperti nilai heritabilitas, korelasi genetik, dan korelasi fenotif antara sifat harus diketahui. Nilai indeks dapat dibentuk dengan menggunakan rumus :
I=(Pi – P) / P
Ket : I=Nilai Indeks, Pi=Performa ternak, P=Nilai rata-rata. Membuat indeks berdasarkan nilai pemuliaan menggunakan rumus :
NP=h²(Pi – P) Indeks I=h²(Pi-P)Produksi Telur + h²(Pi-P)Berat Telur

b.Seleksi Tandem
Seleksi tandem adalah cara yang paling umum dipergunakan dalam praktek. Dalam usaha perbaikan mutu genetik, sering terlihat antara lain misalnya;seorang peternak domba atau biri-biri mengarahkan tujuannya untuk memperbaiki tingkat kesuburan, tetapi jika suatu saat diperhitungkan harga bulu cenderungakan naik, ia akan memusatkan tujuannya untuk memperbaiki perhatiannya dalamperbaikan produksi bulu domba tersebut. Berdasarkan hal di atas terlihat bahwatujuan atausasaran dari seleksi tergantung dari nilai dan situasi ekonomi yangdiperhitungkan untuk waktu-waktu mendatang.Tandem seleksi mempunyai kelebihan yaitu tidak ada ternak yang beratlahirnya rendah sedangkan kekurangannya yaitu tenaga dan biayanya besar.
            Seleksi tandem adalah seleksi dikerjakan terhadap satu sifat yang paling penting, baru seleksi sifat lainnya cara ini paling umum dipergunakan dalam praktek.
Tahapan seleksi tandem
1.    Seleksi pertama dilakukan untuk sifat yang paling penting
2.    Setelah tujuan untuk sifat pertama telah dicapai, upaya seleksi ditargetkan sifat yang paling penting berikutnya, dan dilakukan untuk jumlah generasi tertentu.
Contoh :
Dalam usaha perbaikan mutu genetic, sering terlihat antara lain misalnya; seorang peternak domba atau biri-biri mengarahkan tujuannya untuk memperbaiki tingkat kesuburan, tetapi jika suatu saat diperhitungkan harga bulu cenderung akan naik, ia akan memusatkan tujuannya untuk memperbaiki perhatiannya dalam perbaikan produksi bulu domba tersebut. Berdasarkan hal di atas terlihat bahwa tujuan atausasaran dari seleksi tergantung dari nilai dan situasi ekonomi yang diperhitungkan untuk waktu- waktu mendatang.
Tandem seleksi mempunyai kelebihan yaitu tidak ada ternak yang berat lahirnya rendah dan mudah dilakukan sedangkan kekurangannya yaitu genotipe dengan sifat lain yang baik dapat terbuang kalau saat seleksi sifat sebelumnya performanya tidak baik dan tenaga serta biayanya besar .

3. Seleksi simultan (Independent Culling Lecel/ICL)
Metode ini umumnya jika mutu suatu prilaku akan dikurangi sampai tingkat minimum dan penyisahan dilakukan pada tingkat umur yang berbeda dari kelompok ternak tersebut . dalam hal ini suatu batasan mutu prestasi telah ditentukan dan seluruh ternak yang ternyata tidak dapat memenuhi persyaratan- persyaratan yang telah ditentukan harus disisihkan . Dalam pelaksanaan penyisihan ini terlihat adanya seleksi dengan tujuan yang berbeda pada tingkat yang berbeda pula.Jenjang atau batasan penyisihan harus ditentukan berdasarkan pengetahuan mengenai kekuatan sifat menurun, perhitungan kepentingan ekonomi terhadap prilaku tersebut dan jumlah ternak yang dapat dikeluarkan.
Seleksi simultan (Independent Culling Lecel/ICL) mempunyai kelebihan yaitu dapat melihat kedua sifat sekaligus dan tenaga tidak terlalu besar serta biaya murah, sedangkan kekurangannya yaitu intensitas seleksi antar karakter tidak bebas, sedang pada metode sebelumnya bebas menentukan intensitas seleksi antar sifat dan ternak hasil seleksi yang memiliki berat lahir rendah.












DAFTAR PUSTAKA


Kumpulan sel hidup


Sel hidup tersusun dari kumpulan elemen, yang terbanyak hampir 99 % dari berat sel adalah elemen C, H, N dan O. Komponen kimia dalam sel dapat berupa komponen anorganik, misalnya air dan ion-ion mineral, dan komponen organik misalnya protein, karbohidrat, asam nukleat dan lipida.

1. Air, Garam dan Ion-Ion Mineral
Pada setiap sel, kecuali sel pada biji, tulang, dan email, air merupakan komponen terbesar. Air di dalam sel berfungsi sebagai pelarut ion dan substansi lain. Air merupakan mendium sistem koloid sitoplasma. Air juga berfungsi untuk reaksi enzimatik dan dapat terbentuk dari proses metabolisme. Sedangkan garam-garam yang mengalami ionisasi menjadi ion, misalnya kation K+ dan Na+, serta anion Cl-, berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan asam basa dalam sel.

2. Protein

Protein merupakan komponen terbesar dari sel dan merupakan polimer dari asam amino yang saling berikatan dengan ikatan peptida. Terdapat 20 macam asam amino penyusun protein. Protein tersusun dari karbo, hidrogen, oksigen, dan nitrogen, kadang-kadang juga sulfur. Fungsi protein diantaranya : sebagai penyusun sel, untuk proses fisiologis dalam sel, protein yang berupa enzim bertindak sebagai katalisator berbagai reaksi kimia, dan berperan dalam gerakan dalam sel. Dalam membran sel, protein berfungsi sebagai :
  • Sebagai protein transpor, sebagai pemompa bahan untuk melewati membran sel dan memberikan sifat permeabilitas pada membran sel,
  • Aktivitas enzimatik, protein membran dapat berfungsi sebagai enzim untuk melaksanakan aktivitas metabolisme sel,
  • Sinyal, protein membran memiliki tempat pengikatan kimiawi yang sesuai dengan beberapa messenger kimiawi yang berakibat berubahnya struktur protein yang membawa pesan ke dalam sel,
  • Hubungan interseluler antar sel dimana protein membran membentuk suatu junction dengan protein membran dari sel lain,
  • Sebagai sarana pengenalan sel oleh glikoprotein yang terdapat pada membran, dan pelekatan sel ke sitoskeleton dan matriks interseluler, pelekatan ke matriks interseluler bertujuan untuk memberikan kerangka luar bagi sel.
3. Lipid
Lipid merupakan senyawa yang bersifat hidrofobik dan larut dalam pelarut organik. Dalam sel terdapat bermacam-macam lipid yang penting, diantaranya fosfolipid, glikolipid, lemak, dan steroid. Fungsi terpenting dari asam lemak sebagai penyusun membran. Komponen kimia terbanyak dari membran sel maupun membran intrasel adalah fosfolipid yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Pada membran, fosfolipid membentuk dua lapis molekul dengan bagian kepala yang mengandung fosfat menghadap ke air, sedang bagian ekor terdapat pada bagian membran. Keenceran lapis ganda lipid ditentukan oleh komposisinya yaitu asam lemak dan kolesterol. Semakin banyak kandungan asam lemak tak jenuh, menyebabkan lapisan lipida makin encer. Kolesterol terdapat pada membran di antara molekul fosfolipid. Kolesterol menyebabkan keenceran membran sel berkurang jika suhu hangat, sedangkan pada suhu rendah, kolesterol mencegah membran membeku dengan cara mencegah fosfolipid tersusun rapat.

4. Karbohidrat

Karbohidrat tersusun atas karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan sumber energi dan komponen penting untuk dinding sel. Pada membran sel eukariota, selalu terdapat karbohidrat meskipun hanya 2—10 persen. Karbohidrat pada membran kebanyakan berupa oligosakarida, tetapi ada juga yang berupa polisakarida. Keduanya membentuk ikatan kovalen dengan molekul protein dan lipida membentuk glikoprotein dan glikolipida. Adanya karbohidrat berpengaruh terhadap fungsi membran. Oligoskarida pada membran dapat berfungsi sebagai penanda suatu sel karena antara jenis sel yang satu dengan yang lain jenis oligosakaridanya berbeda. Misalnya pada sel darah merah yang bergolongan darah A, B, AB, dan 0.

5. Asam Nukleat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSedPvbLOWhvVCgO_xZyfFMHmaovJ4V7R3L9VV62pBitdZy0ypKb5i6p2-8HMvOBsfeLAcXUIrWE4spNQt0624fuCNmneTpIVhx5rB1Qi-CGHZmoCwB79GZ_5X1VSqjeUroaFBWEDjJpOk/s400/DNA+RNA.jpg

Asam nukleat adalah makromolekul yang sangat penting untuk kelangsungan hidup sel. Asam terdiri atas dua macam, yaitu Asam deoksiribosa nukleat (DNA) dan asam ribosa nukleat (RNA). DNA merupakan penyimpan informasi genetis dan bersama-sama dengan protein histon membentuk kromosom. Satu asam nukleat merupakan polimer nukleotida yang saling berikatan dengan ikatan fosfodiester. Satu molekul nukleotid tersusun dari sebuah basa nitrogen, gula ribosa atau deoksiribosa, dan gugus fosfat. Basa nitrogen ada dua macam yaitu purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (timin/urasil dan sitosin). Selain sebagai asam nukleat, nukleotida berfungsi sebagai menyimpan energi kimia misalnya ATP.

Ikatan Kimia


Tugas              :   Makalah   
Mata Kuliah   :   Kimia Dasar

IKATAN KIMIA























Disusun oleh :              KELOMPOK 1
Jumatriatikah Hadrawi       I 211 10 001
M. Fadhlirrahman Latief  I 211 10 002                           
Faridah                                  I 211 10 003
Dian Ramadhani  Z.             I 211 10 004
Windawati Alwi                    I 211 10 005
Jusrini                                     I 211 10 251
Hartartyana                          I 211 10 252


JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2010



KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya atas tersusunnya makalah yang kami buat ini. Tanpa ridha dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam kita kirimkan atas junjungan  Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang seperti saat ini.
Selain itu kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen kami yang tercinta atas bimbingan dan ilmunya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang selalu memberi kami motivasi.
 Makalah ini kami buat sebagaimana tugas yang diberikan dosen MKU KIMIA DASAR yang dimana kami dari kelompok 1 (satu) ditugaskan  membuat makalah dengan judul KIMIA DASAR. Tujuan kami membuat makalah ini sebagai bahan untuk berdiskusi dengan teman-teman dari kelompok lain.
Harapan kami dengan tersusunnya makalah ini, akam mempermudah kita dalam mendiskusikan dan mempelajari jenis-jenis ikatan kimia paa umumnya.
Akhirnya, sesuai dengan kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” kami mengaharapkan saran dan kritik dari teman-teman agar makalah yang kami buat ini bisa lebih baik dan lebih bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 15 September 2010
  Tim Penyusun







i


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................                  i
Daftar Isi.................................................................................................                    ii
Pendahuluan………………………………………………………………….          1
Ikatan Kovalen………………………………………………………………           2         
Ikatan Ionik………………………………………………………………….           2
Ikatan Logam…………………………………………………………………          4
 Kesimpulan......................................................................................……..                5
Daftar Pustaka.................................................................................   ………            5














ii


PENDAHULUAN

Ikatan Kimia adalah ikatan yang terbentuk mengikuti hukum oktet berdasarkan konfigurasi electron unsur gas mulia. Juga merupakan ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
a).  Atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron.
B). Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom.
Ø  Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.
Ø  Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.
Ø  Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).
Ø  Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Ø Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium) 
Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi antar elektron-elektron yang ada pada orbit luar, atau orbit yang terisi sebagian atau orbit bebas dalam atom lainya.
 1. Interaksi atom-atom logam (ikatan metalik/ikatan logam).
            Dalam interaksi antar atom logam, ikatan kimia dibentuk oleh gaya tarik menarik-menarik elektron oleh inti (nucleus) yang berbeda. Asalnya elektron milik satu atom yang ditarik oleh inti atom tetangganya yang bermuatan +, dan elektron ini disharing dg gaya tarik yang sama oleh inti lain yang mengitarinya. Akibat jumlah elektron valensi yang rendah dan terdapat jumlah ruang kososng yang besar, maka e- memiliki banyak tempat untuk berpindah. Keadaan demikian menyebabkan e- dapat berpindah secara bebas antar kation-kation tersebut. Elektron ini disebut “delocalized electron” dan ikatannya juga disebut “delocalized bonding”.
Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai perekat atau lem. Kation yang tinggal berdekatan satu sama lain saling tarik menarik dengan elektron sebagai semennya.



















Ikatan kovalen
Ikatan dengan non logam
            Pada prinsipnya semua ikatan kimia berasal dari gaya tarik menarik inti (nucleus) yang bermuatan + terhadap e yang bermuatan negatif, Gaya tarik menarik ini ditentukan oleh Hukum Coulomb. 
Ikatan kovalen terbentuk, karena hampir semua unsur memiliki ruang kosong dan orbit luar berenergi rendah. Makin rendah energi suatu orbit, nakin tinggi stabilitas elektron yang ada di dalamnya. Semua unsur non-logam memiliki paling tidak 4 dari 8elektron yang mungkin berada pada orbit luar, kecuali: H, He, dan B.
        Perbedaan unsur non-logam dengan logam adalah tidak memiliki kelebihan ruang kosong yang berenergi rendah untuk penyebaran elektron yang akan disharing. Elektron yang dapat disharing dalam unsur non-logam tidak mengalami “delocalised” seperti pada ikatan metalik (ikatan logam). Jadi elektron ini tinggal terlokalisir dalam kedekatan antar 2 inti (ikatan kovalen).
Contoh: pembentukan H2 dari 2 atom H. Pada molekul H2 ada 3 gaya yang bekerja yaitu:
a). Gaya tolak-menolak antara 2 inti
b). Gaya tolak-menolak antara 2 elektron
c). Gaya tarik-menarik antara inti dari satu atom dengan elektron dari atom yang lainnya. Besarnya gaya c ini lebih besar dari jumlah gaya a dan b.

Ikatan kovalen: gaya tarik-menarik bersih (net) yang terjadi ketika setiap atom memasok 1 elektron yang tidak berpasangan untuk dipasangkan dengan yang lain, dan ada satu ruang kosong untuk menerima elektron dari atom yang lain, sehingga 2 elektron ditarik oleh kedua inti atom tersebut.

2.2. Valensi atau kekuatan penggabungan
        Valensi suatu atom adalah jumlah ikatan kovalen yang dapat terbentuk. Contoh: valensi H = 1, He = 0, F = 1, O = 2, Li =1. 
3. Ikatan non-logam dengan logam
        Pasangan elektron yang membentuk suatu ikatan antara atom logam dan non-logam terletak pada orbit yang overlap antara 2 atom tersebut. Karena atom non logam tidak mempunyai ruang kosong dengan energi rendah, maka elektron akan tersebar pada daerah orbit yang overlap.
        Atom dari unsur yang berbeda memiliki kemampuan yg berbeda dalam menarik pasangan elektron dalam suatu ikatan kovalen.
F, O, Cl    : kemampuan menariknya kuat
Na, K       : kemampuan menariknya lemah.
Elektro-negativitas: kemampuan relatif suatu unsur untuk memenuhi muatan listrik yang negatif.


 IKATAN Ion
        Ikatan ini berasal dari gaya tarik elektrostatik antara ion yang bermuatan berlawnan [Kation (+) dan anion (-)]. (Hukum Coulomb)
        Untuk sebagian besar unsur, proses pelepasan atau penambatan elektron adalah proses endotermik (membutuhkan energi). Ini berarti bahwa bentuk ion adalah kurang stabil dibandingkan atom yang tak bermuatan.
        Na           Na+  +  (-)  -  energi
). Ikatan Ion (elektrovalen)
o   Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion).
o   Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis.
o   Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.
Contoh 1 :
Ikatan antara  dengan
Konfigurasi elektronnya :
= 2, 8, 1
 = 2, 8, 7

§  Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
§  Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
http://benito.staff.ugm.ac.id/IKATAN%20KIMIA%20BENITO_files/image006.gif        ½O2 +  2 (-)             O-2  -  energi
Senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ionik adalah yang terbentuk oleh reaksi antara unsur alkali dengan halogen.
http://benito.staff.ugm.ac.id/IKATAN%20KIMIA%20BENITO_files/image007.gifContoh:   Na  +  Cl          NaCl.

Keduanya memiliki perbedaan elektronegativitas yang besar, sehingga pasangan elektron yang membentuk ikatan lebih banyak tertarik oleh atom Cl.
Makin besar perbedaan elektro-negativitasnya makin besar pula karakter ioniknya. Namun ada kekecualian untuk F dan Cs, F memiliki elektro-negativitas paling kuat, sedang Cs memiliki elektro-negativitas paling lemah, sehingga ikatannya tidak sepenuhnya ionik. Bagaimanapun juga ikatan kovalen murni ada dalam molekul yang tersusun oleh molekul yang sama (H2, Cl2, C-C) atau molekul yang tersusun dari atom yg memiliki elektro-negativitas yang hampir sama, contoh: C-H.
                        Contoh 2 :
Ikatan antara Na dengan O
ü  Supaya mencapai oktet, maka Na harus melepaskan 1 elektron menjadi kation Na+
(2,8,1)        (2,8)
ü  Supaya mencapai oktet, maka O harus menerima 2 elektron menjadi anion
(2,6)                    (2,8)






ü  Reaksi yang terjadi :
                      (x2)
                    (x1)
                                             +
2Na + O               2 Na+ +                       Na2O



Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :
a)      Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)
Contoh : NaF, KI, CsF
b)      Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O
c)      Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : CaO, BaO, MgS
Sifat umum senyawa ionik :
1)      Titik didih dan titik lelehnya tinggi.
2)      Keras, tetapi mudah patah.
3)      Penghantar panas yang baik.
4)      Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit).
5)      Larut dalam air.
6)      Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena).

     
            Ikatan Logam
v  Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
v  Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.
v  Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
v  Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.
v  Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.













Kesimpulan
Dari bermacam-macam ikatan dapat disimpulkan sbb:
a). Senyawa dengan ikatan kovalen yang dominan, elektron dari ikatan berada pada atom yang membuat ikatan. Diantara molekul yang berbeda ada ikatan yang lemah yang disebut “gaya van der Waals”. Hal yang sama terjadi untuk senyawa dengan “ikatan kovalen koordinat”. Molekul yang berbeda membentuk satuan-satuan yang terpisah. Dalam molekul ini jarak antar atom dalam molekul lebih kecil dari jarak antara atom dan molekul didekatnya.

b). Senyawa dengan ikatan metalik dan ionik yang dominan, ikatan itu dibuat oleh elektron-elektron yang disharing. Dalam logam gaya tarik berasal dari “delocalised electron”, sedang dalam senyawa ionik berasal dari gaya tarik menarik antara ion positif dan negatif. Dalam senyawa ini, partikel-partikel bermuatan diposisikan pada jarak yg sama satu dengan yang lainnya, sehingga tidak ada kemungkinan untuk membedakan atau memisahkan molekul yang utuh (discrete). Dalam logam, setiap atom biasanya diposisikan pada jarak yang sama dari 6, 8 atau 12 atom yang lainnya yang menunjukkan bahwa ikatan dengan seluruh atom-atom yang berbeda ini memiliki kekuatan yang sama.
                Dalam bentuk padat, struktur ionik seperti NaCl, setiap Na+ dikelilingi oleh 6 Cl pada jarak yang sama, setiap Cl- dikelilingi oleh 6 Na+ juga pada jarak yang sama, yang menunjukkan bahwa setiap Na+ ditarik oleh 6 Cl- dg kekuatan yang sama, setiap Cl- juga ditarik oleh 6 Na+ dg kekuatan yang sama. Bentuk pada ini hanya larut dalam pelarut polar (air) yang dapat memutus ikatan ionik dengan sifat polaritasnya dan membentuk ion hidrat (ion yang diseliputi dengan mantel air).


DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/   diakses pada tanggal 14 September 2010
http://id.wikipedia.org/wiki/ikatankimia diakses pada tanggal 14 September 2010
http://benito.staff.ugm.ac.id/IKATAN%20KIMIA%20BENITO.htm/ diakses pada tanggal 14 September 2010