PENGERTIAN
GENE POOL
Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses
utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Suatu individu tidak dapat mengalami evolusi , hanyalah
suatu populasi yang dapat mengalami hal tersebut . komposisi
genetik dari suatu individu sudah ditentukan semenjak terjadinya
fertilisasi, yakni persatuan antara spermatozoid dengan sel sel telur.
Kebanyakan dari perubahan sepanjang hidupnya ialah suatu perubahan dialam
eksperesi dari potensi pertumbuahan yang terkandung didalam gen. Didalam
populasi, baik komposisi genetik maupun dari potensi pertumbuhan dapat
berubah. Perubahan komposisis genetik populasi adalah evolusi.
Keanekaragaman merupakan faktor utama dari evolusi. Meskipun
prosesnya diketahui pada masa dikemukan oleh lamarck dan darwin, tanpa
ada variasi (kenanekaragaman), evolusi tiadak akan terjadi , dialam ada faktor
yang bekerja untuk memepertahankan keutuhan suatu jenis . bila ada secara
sendiri maka kedu faktor tersebut seakan-akan bertentangan dengan kedua
faktor tersebut bekerja secara harmonis.
Evolusi adalah perubahan susunan genetik pada generasi yang
berurutan. Untuk mengetahui evolusi, sangat baik jika mengetahui tentang
genetika dari populasi (population genetik). Genetika individu selalu
menyangkut konsep genotif yakni konstitusi genetika pada individu. Studi
mengenai genetika dari populasi juga tergantung pada konsep gene pool, yakni
konstitusi genetis suatu populasi.
Gene pool (lungkang gen) adalah populasi yang
menampung berbagai alel yang mungkin tersedia dalam suatu spesies. Populasi
menjadi lungkang gen apabila di dalamnya terdapat keunikan akibat proses saling
kawin di dalamnya terjadi secara tertutup (terisolasi), terpiasah dari populasi
lain.
Gene pool adalah jumlah dari seluruh gen (termasuk plasma gen) yang
dimiliki oleh semua individu. Genotip dari individu diploid hanya dapat
mempunyai suatu maksimal jumlah dari dua alel dari suatu gen. Pembatasan ini
tidak dijumpai pada gene pool dari suatu populasi. Disini dapat terdapat
setiap jumlah dari gen. kita melihat gen pool dari sudut setiap macam gen
dengan frekuensi atau perbandingan alel gen A dan a pada suatu populasi yang
berbiak secara seksual. Dan misalnya juga bahwa alel A merupakan 90 % dari
jumlah kedua alel, sedangkan alel a merupakan 10 % dari jumlah itu. Akan kita
katakan kemudian bahwa frekuensi A dan a pada gen pool populasi ini adalah 0,9
dan 0,1. Bila frekuensi ini berubah dengan berubahnya waktu, maka perubahan ini
merupakan perubahan evolusi.
Kalau kita katakan bahwa evolusi adalah perubahan di dalam
komposisi genetis dari populasi, yang kita artikan adalah suatu perubahan dari
frekuensi genetis di dalam suatu gen pool. Itulah sebabnya faktor
penyebab evolusi dapat kita tentukan dengan menentukan faktor apa yang dapat
menghasilkan suatu pergeseran dari frekuensi genetis.
HUKUM HARDY – WEINBERG
Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan
terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya.
Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu
lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya
sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke
generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris,
dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum
keseimbangan Hardy-Weinberg.
Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus
dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi
migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya
peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan
perubahan frekuensi alel.
Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi
tiga langkah, yaitu:
(1)
Dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya
(2)
Dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk
(3)
Dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.
Secara lebih rinci ketiga langkah ini dapat dijelaskan
sebagai berikut.
Kembali kita misalkan bahwa pada
generasi tetua terdapat genotipe AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan frekuensi
P, H, dan Q. Sementara itu, frekuensi alel A adalah p, sedang frekuensi
alel a adalah q. Dari populasi generasi tetua ini akan dihasilkan dua macam
gamet, yaitu A dan a. Frekuensi gamet A sama dengan frekuensi alel A (p).
Begitu juga, frekuensi gamet a sama dengan frekuensi alel a (q).
Dengan berlangsungnya kawin acak,
maka terjadi penggabungan gamet A dan a secara acak pula. Oleh karena itu,
zigot-zigot yang terbentuk akan memilki frekuensi genotipe sebagai hasil kali
frekuensi gamet yang bergabung. Pada Tabel.1 terlihat bahwa tiga macam genotipe
zigot akan terbentuk, yakni AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan frekuensi p2,
2pq, dan q2.
Tabel. 1. Pembentukan zigot pada
kawin acak
|
Gamet-gamet E dan frekuensinya
|
||
A (p)
|
a (q)
|
||
Gamet-gamet G
dan frekuensinya
|
A (p)
|
AA (p2)
|
Aa (pq)
|
a (q)
|
Aa (pq)
|
aa (q2)
|
Oleh karena frekuensi genotipe zigot
telah didapatkan, maka frekuensi alel pada populasi zigot atau populasi
generasi keturunan dapat dihitung. Fekuensi alel A = p2 + ½ (2pq) =
p2 + pq = p (p + q) = p. Frekuensi alel a = q2 + ½ (2pq)
= q2 + pq = q (p + q) = q. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa
frekuensi alel pada generasi keturunan sama dengan frekuensi alel pada generasi
tetua.
Kita ketahui bahwa frekuensi gene
pool dari generasi ke generasi pada waktu ini (populasi hipotesis) adalah
0,9 dan 0,1; dan perbandingan genotip adalah 0,81; 0,81; dan 0,01. Dengan angka
– angka ini kita akan mendapatkan harga yang sama pada generasi berikutnya.
Hasil yang sama ini akan kita jumpai pada generasi seterusnya, frekuensi
genetis dan perbandingan genotip tidak berubah. Dapat kita simpulkan bahwa
perubahan evolusi tidak terjadi. Hal ini dapat diketahui oleh Hardy
(1908) dari Cambrige University dan Weinberg dari jerman yang bekerja
secara terpisah. Secara singkat dikatakan di dalam rumus Hardy-Weinberg
“Di bawah suatu kondisi yang stabil,
baik frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan tetap (konstan) dari
generasi ke generasi pada populasi yang berbiak secara seksual”
KONDISI YANG DIPERLUKAN UNTUK
KESEIMBANGAN GENETIS
Perlu diteliti apakah yang dimaksud
dengan kondisi pada hokum Hardy – Weinberg, sehingga menyebabkan gene pool dari
suatu populasi berada di dalam keseimbangan genetis. Kondisi tersebut
digambarkan sebagai berikut:
- Populasi harus cukup besar, sehingga suatu faktor kebetulan saja tidak mungkin mengubah frekuensi genetis secara berarti.
- Mutasi tidak boleh terjadi, atau harus terjadi keseimbangan secara mutasi.
- Harus tidak terjadi emigrasi dan imigrasi.
- Reproduksi harus sama sekali sembarang (random).
Secara teoritis, suatu populasi
harus begitu besar sehingga dapat dianggap bukan merupakan faktor penyebab dari
perubahan frekuensi genetis. Dalam kenyataan, tidaklah ada populasi yang
besarnya tidak terbatas, tetapi beberapa populasi alami dapat cukup besar
sehingga perubahan sedikit saja tidak cukup menjadi penyebab dari perubahan
yang berarti pada frekuensi genetis gene pool mereka.
Suatu populasi produktif yang
terdiri lebih dari 10.000 anggota yang dapat berbiak, mempunyai kemungkinan
besar tidak dipengaruhi secara berarti oleh perubahan sembarang, yang dapat
menuju kepada lenyapnya suatu alel dari gene pool, meskipun alel itu
merupakan alel superior. Di dalam populasi yang demikian, ternyata hanya
terdapat sangat kecil alel yang mempunyai frekuensi antara, rupanya semua alel
itu mempunyai kecenderungan untuk hilang dengan segera atau tertahan sebagai
satu – satunya alel yang ada. Dengan perkataan lain, populasi kecil mempunyai
kecenderungan besar untuk menjadi homozigot, sedangkan populasi besar cenderung
untuk lebih bermacam – macam.
Jadi suatu kesempatan dapat
menyebabkan perubahan evolusi di dalam populasi kecil, tetapi perubahan ini
kadang – kadang disebut juga genetic drift atau pergeseran genetis tidak
dipengaruhi secara besar oleh adaptivitas relative dari berbagai gen. Hal ini
disebut sebagai evolusi pertengahan (intermediate evolution). Syarat
kedua bagi keseimbangan mutasi mungkin tidak dijumpai pada suatu populasi.
|
Mutasi selalu terjadi, tidak ada
suatu cara apapun untuk mencegahnya. Hampir semua gen mungkin mengalami mutasi
sekali pada 50.000 sampai 10.000 pembelahan, kecepatan mutasi pada berbagai
macam gen berbeda. Sangat jarang mutasi alel dengan sifat sama dapat sampai
mencapai keseimbangan. Jadi jumlah mutasi maju jarang sekali sama dengan mutasi
balik di dalam suatu kesatuan waktu. Contoh mutasi alel A ke alel a adalah
mutasi maju, sedangkan mutasi dari a ke A adalah mutasi mundur.
B.
Mutasi mundur
|
Kecepatan dari kedua mutasi ini
jarang sekali akan terjadi dalam keadaan yang sama– sama betul sama, salah satu
mutasi yang akan terjadi lebih sering. Tekanan mutasi ini akan cenderung untuk
menyebabkan pergeseran perlahan – lahan pada frekuensi genetis di dalam
populasi. Alel yang lebih stabil akan cenderung untuk bertambah frekuensinya,
sedangkan alel yang mudah bermutasi akan cenderung untuk berkurang
frekuensinya, kecuali kalau ada faktor lain yang mengubah tekanan mutasi ini.
Meskipun tekanan mutasi selalu ada, tetapi mungkin sekali bahwa ini merupakan
faktor utama yang dapat menghasilkan perubahan pada frekuensi genetis di dalam
suatu populasi. Mutasi berjalan begitu lambat sehingga kalau bereaksi secara
tunggal akan membutuhkan waktu yang lama sekali untuk menimbulkan suatu
perubahan yang nyata (kecuali dalam hal poliploid). Mutasi terjadi secara
sembarang (random) dan seringkali cenderung untuk mengarah pada jurusan yang
berbeda dari faktor – faktor lain yang menyebabkan organism sesungguhnya harus
berevolusi.
Mutasi mempertinggi variabilitas
sehingga dengan demikian merupakan bahan (raw material) yang segera ada untuk
evolusi, tetapi jarang menentukan arah atau sifat dari perubahan evolusi.
Kalau gene pool harus dalam
keadaan seimbang, sudah barang tentu imigrasi dari populasi lain tidak boleh
terjadi kalau hal ini akan menyebabkan terjadinya pemasukan gen baru. Hilangnya
gene pool secara emigrasi harus tidak boleh terjadi. sebagian besar
populasi alami mungkin paling sedikit mengalami migrasi genetis di dalam jumlah
yang sangat kecil, dan faktor ini menambah terjadinya variasi yang cenderung
untuk mengacaukan keseimbangan Hardy-Weinberg. Sangat disangsikan akan adanya
suatu populasi yang bebas dari migrasi genetis dan pada beberapa kejadian
dimana migrasi genetis terjadi, hal ini terjadi begitu kecil sehingga dapat
diabaikan sebagai faktor yang menyebabkan pergeseran frekuensi genetis. Itulah
sebabnya dapat kita simpulkan bahwa syarat ketiga untuk keseimbangan genetis
kadang – kadang terjadi di alam.
Kondisi untuk keseimbangan genetis
di dalam populasi adalah perkembangbiakan atau reproduksi yang random.
Reproduksi atau perkembangbiakan tidak hanya bertanggung jawab atas
kelangsungan reproduksi dari suatu populasi. Seleksi pasangan, efisiensi dan
frekuensi proses perkawinan, fertilitas, jumlah zigot yang terjadi pada setiap
perkawinan, prosentase zigot yang menuju kea rah pertumbuhan embrio dan
kelahiran berhasil, kemampuan hidup keturunan sampai mencapai umur berbiak. Hal
tersebut mempunyai pengaruh langsung pada keturunannya dalam arti keselamatan
atau efisiensi dari reproduksi. Bila reproduksi merupakan sesuatu yang sama
sekali random, maka semua faktor yang mempengaruhi harus random, yakni tidak
terganggu dari genotip.
Keadaan tersebut di atas mungkin
tidak dijumpai pada suatu populasi. Faktor – faktor tersebut mungkin selalu
berhubungan dengan genotip, yakni genotip dari organisme yang mempengaruhi
pasangannya dan semua hal yang disebutkan di atas. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa tidak ada aspek reproduksi yang sama sekali tidak mempunyai
hubungan dengan genotip.
Reproduksi tidak sembarang
(nonrandom) adalah hokum umum. Reproduksi di dalam arti luas adalah seleksi
alam. Jadi seleksi selalu bekerja pada semua populasi. Sehingga kalau kita
simpulkan, empat kondisi yang diperlukan untuk keseimbangan genetis yang
diusulkan oleh hokum Hardy-Weinberg adalah:
- Ditemukan pada populasi besar.
- Tidak pernah dijumpai mutasi.
- Tanpa migrasi.
- Reproduksi random tidak pernah dijumpai.
Suatu keseimbangan yang lengkap di
dalam gene pool tidak pernah dijumpai, perubahan secara evolusi adalah
sifat – sifat fundamental dari kehidupan suatu populasi.
oh gitu y, makasih
BalasHapus