Kata
tersebut protein datang dari kata Yunani ("prota"), yang berarti
"arti penting yang utama." Protein-protein pertama digambarkan dan
yang dinamai oleh ahli kimia Swedish Jöns Jakob Berzelius dalam 1838.
Bagaimanapun, peran yang pusat dari protein-protein di dalam tinggal
organisma-organisma tidak secara penuh dihargai sampai 1926, ketika Yakobus
B.Sumner menunjukkan bahwa urease enzim adalah suatu protein[2] Protein untuk
bersifat yang pertama sequenced adalah hormon insulin, oleh Frederick Sanger,
yang menang Hadiah Nobel untuk prestasi ini dalam 1958. Struktur-struktur
protein yang pertama yang untuk dipecahkan dimasukkan hemoglobin dan mioglobin,
oleh Max Perutz dan Tuan Yohanes Cowdery Kendrew, berturut-turut, dalam
1958[3][4] Tiga struktur dimensional kedua-duanya protein-protein pertama
ditentukan oleh analisa diffraction sinar x; Perutz dan Kendrew membagi bersama
1962 Hadiah Nobel di Chemistry untuk penemuan-penemuan ini.{mospagebreak}
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida (http://id.wikipedia.org/wiki/Protein).
Protein
merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari hasil polimeralisasi
kondensasi berbagai asam amino. Protein termasuk kopolimer. Setiap molekul
protein mengandung sekitar 20 jenis asam amino yang berikatan, dengan jumlah
asam amino yang dapat mencapai ribuan. (Sutresna , 2007:300)
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein
yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi,
sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam
transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino
bagi organisme
yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).
Kita
memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Protein
yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari
tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein ialah daging,
telur, susu,ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung dan buah-buahan.
Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai
berikut : karbon 50%, hidrogen 7 %, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%
dan fosfor 0-3%. (Poedjiadi, 1994: 81)
A.
Struktur
Protein
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa
struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga),
dan kuartener (tingkat empat):[4][5]
- struktur primer protein merupakan urutan asam amino
penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger
merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam
amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease
yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida
yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas
kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun
1957, Vernon Ingram
menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan
lebih lanjut memicu mutasi genetik.
- struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi
lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan
oleh ikatan hidrogen.
Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai berikut:
- alpha helix
(α-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai
asam-asam amino berbentuk seperti spiral;
- beta-sheet
(β-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran
lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat
melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
- beta-turn,
(β-turn, "lekukan-beta"); dan
- gamma-turn,
(γ-turn, "lekukan-gamma").[4]
- struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka
ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan.
Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer,
atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
- contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim
Rubisco
dan insulin.
B.
Penggolongan
Protein
(lihat
dibuku kimia SMA hal. 301)
C.
Methode
Pembuktian Protein
- Tes UV-Absorbsi
- Reaksi Xanthoprotein
- Reaksi Millon
- Reaksi Ninhydrin
- Reaksi Biuret
- Reaksi Bradford
- Tes Protein berdasar Lowry
- Tes BCA-
Referensi
Poedjiadi, anna: dasar-dasar
biokimia/anna poedjiadi, dan F.M titin supriyanti –jakarta penerbit Universitas
Indonesia, 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar