A.
ANTIBIOTIK
a.
Pengertian Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami
maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan
antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun
dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan
menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.
Antibiotika
berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desifektan membunuh
kuman dengan
menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.Tidak seperti
perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti strychnine, antibiotika dijuluki "peluru
ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif
menangani infeksi akibat virus, jamur, atau
nonbakteri lainnya, dan Setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam
melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas.
Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik
mencapai lokasi tersebut.
b. Sejarah
Antibiotik
Penemuan antibiotika terjadi secara 'tidak sengaja' ketika Alexander Fleming, pada tahun 1928, lupa membersihkan sediaan bakteri pada cawan petri dan meninggalkannya di rak cuci sepanjang akhir pekan. Pada hari Senin, ketika cawan
petri tersebut akan dibersihkan, ia melihat sebagian kapang telah tumbuh
di media dan bagian di sekitar kapang 'bersih' dari bakteri yang
sebelumnya memenuhi media. Karena tertarik dengan kenyataan ini, ia melakukan
penelitian lebih lanjut terhadap kapang tersebut, yang ternyata adalah Penicillium chrysogenum syn. P. notatum
(kapang berwarna biru muda ini mudah ditemukan pada roti yang dibiarkan
lembap beberapa hari). Ia lalu mendapat hasil positif dalam pengujian pengaruh ekstrak kapang itu terhadap bakteri koleksinya.
Dari ekstrak itu ia diakui menemukan antibiotik alami pertama: penicillin G.
Penemuan efek antibakteri dari Penicillium sebelumnya sudah diketahui oleh
peneliti-peneliti dari Institut Pasteur di Perancis pada akhir abad ke-19 namun hasilnya tidak diakui
oleh lembaganya sendiri dan tidak dipublikasi.
c. Macam-macam
Antibiotik
Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya) antibiotik dibagi
menjadi dua:
1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu
antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri.
2. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu
antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.
Cara yang ditempuh oleh antibiotik dalam menekan bakteri
dapat bermacam-macam, namun dengan tujuan yang sama yaitu untuk menghambat
perkembangan bakteri. Oleh karena itu mekanisme kerja antibiotik dalam
menghambat proses biokimia di dalam organisme dapat dijadikan dasar untuk
mengklasifikasikan antibiotik sebagai berikut:
1. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel
bakteri. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah Beta-laktam, Penicillin,
Polypeptida, Cephalosporin, Ampicillin, Oxasilin.
a) Beta-laktam menghambat pertumbuhan
bakteri dengan cara berikatan pada enzim DD-transpeptidase yang memperantarai
dinding peptidoglikan bakteri, sehingga dengan demikian akan melemahkan dinding
sel bakteri Hal ini mengakibatkan sitolisis karena ketidakseimbangan tekanan
osmotis, serta pengaktifan hidrolase dan autolysins yang mencerna dinding
peptidoglikan yang sudah terbentuk sebelumnya. Namun Beta-laktam (dan
Penicillin) hanya efektif terhadap bakteri gram positif, sebab keberadaan
membran terluar (outer membran) yang terdapat pada bakteri gram negatif
membuatnya tak mampu menembus dinding peptidoglikan.
b) Penicillin meliputi natural
Penicillin, Penicillin G dan Penicillin V, merupakan antibiotik bakterisidal
yang menghambat sintesis dinding sel dan digunakan untuk penyakit-penyakit
seperti sifilis, listeria, atau alergi bakteri gram positif/Staphilococcus/Streptococcus.
Namun karena Penicillin merupakan jenis antibiotik pertama sehingga paling lama
digunakan telah membawa dampak resistansi bakteri terhadap antibiotik ini.
Namun demikian Penicillin tetap digunakan selain karena harganya yang murah
juga produksinya yang mudah.
c) Polypeptida meliputi Bacitracin,
Polymixin B dan Vancomycin. Ketiganya bersifat bakterisidal. Bacitracin dan
Vancomycin sama-sama menghambat sintesis dinding sel. Bacitracin digunakan
untuk bakteri gram positif, sedangkan Vancomycin digunakan untuk bakteri Staphilococcus
dan Streptococcus. Adapun Polymixin B digunakan untuk bakteri gram
negatif.
d) Cephalosporin (masih segolongan
dengan Beta-laktam) memiliki mekanisme kerja yang hampir sama yaitu dengan
menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri. Normalnya sintesis
dinding sel ini diperantarai oleh PBP (Penicillin Binding Protein) yang akan
berikatan dengan D-alanin-D-alanin, terutama untuk membentuk jembatan
peptidoglikan. Namun keberadaan antibiotik akan membuat PBP berikatan dengannya
sehingga sintesis dinding peptidoglikan menjadi terhambat.
e) Ampicillin memiliki mekanisme yang
sama dalam penghancuran dinding peptidoglikan, hanya saja Ampicillin mampu
berpenetrasi kepada bakteri gram positif dan gram negatif. Hal ini disebabkan
keberadaan gugus amino pada Ampicillin, sehingga membuatnya mampu menembus
membran terluar (outer membran) pada bakteri gram negatif.
f) Penicillin jenis lain, seperti
Methicillin dan Oxacillin, merupakan antibiotik bakterisidal yang digunakan
untuk menghambat sintesis dinding sel bakteri. Penggunaan Methicillin dan
Oxacillin biasanya untuk bakteri gram positif yang telah membentuk kekebalan
(resistansi) terhadap antibiotik dari golongan Beta-laktam.
g) Antibiotik jenis inhibitor sintesis
dinding sel lain memiliki spektrum sasaran yang lebih luas, yaitu Carbapenems,
Imipenem, Meropenem. Ketiganya bersifat bakterisidal.
2.
Antibiotik yang menghambat transkripsi dan replikasi. Yang termasuk ke dalam
golongan ini adalah Quinolone, Rifampicin, Actinomycin
D, Nalidixic
acid, Lincosamides, Metronidazole.
a) Quinolone merupakan antibiotik
bakterisidal yang menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara masuk melalui
porins dan menyerang DNA girase dan topoisomerase sehingga dengan demikian akan
menghambat replikasi dan transkripsi DNA. Quinolone lazim digunakan untuk
infeksi traktus urinarius.
b) Rifampicin (Rifampin) merupakan
antibiotik bakterisidal yang bekerja dengan cara berikatan dengan β-subunit
dari RNA polymerase sehingga menghambat transkripsi RNA dan pada akhirnya
sintesis protein. Rifampicin umumnya menyerang bakteri spesies Mycobacterum.
c) Nalidixic acid merupakan antibiotik
bakterisidal yang memiliki mekanisme kerja yang sama dengan Quinolone, namun
Nalidixic acid banyak digunakan untuk penyakit demam tipus.
d) Lincosamides merupakan antibiotik
yang berikatan pada subunit 50S dan banyak digunakan untuk bakteri gram
positif, anaeroba Pseudomemranous colitis. Contoh dari golongan
Lincosamides adalah Clindamycin.
e) Metronidazole merupakan antibiotik
bakterisidal diaktifkan oleh anaeroba dan berefek menghambat sintesis DNA.
3. Antibiotik
yang menghambat sintesis protein. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah
Macrolide, Aminoglycoside, Tetracycline, Chloramphenicol,
Kanamycin, Oxytetracycline.
a) Macrolide, meliputi Erythromycin dan
Azithromycin, menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan pada subunit
50S ribosom, sehingga dengan demikian akan menghambat translokasi peptidil tRNA
yang diperlukan untuk sintesis protein. Peristiwa ini bersifat bakteriostatis,
namun dalam konsentrasi tinggi hal ini dapat bersifat bakteriosidal. Macrolide
biasanya menumpuk pada leukosit dan akan dihantarkan ke tempat terjadinya
infeksi. Macrolide biasanya digunakan untuk Diphteria, Legionella
mycoplasma, dan Haemophilus.
b) Aminoglycoside meliputi
Streptomycin, Neomycin, dan Gentamycin, merupakan antibiotik bakterisidal yang
berikatan dengan subunit 30S/50S sehingga menghambat sintesis protein. Namun
antibiotik jenis ini hanya berpengaruh terhadap bakteri gram negatif.
c) Tetracycline merupakan antibiotik
bakteriostatis yang berikatan dengan subunit ribosomal 16S-30S dan mencegah
pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A pada ribosom, sehingga dengan demikian
akan menghambat translasi protein. Namun antibiotik jenis ini memiliki efek
samping yaitu menyebabkan gigi menjadi berwarna dan dampaknya terhadap ginjal
dan hati.
d) Chloramphenicol merupakan antibiotik
bakteriostatis yang menghambat sintesis protein dan biasanya digunakan pada
penyakit akibat kuman Salmonella.
4. Antibiotik yang menghambat fungsi membran sel. Contohnya
antara lain Ionimycin dan Valinomycin. Ionomycin bekerja dengan meningkatkan
kadar kalsium intrasel sehingga mengganggu kesetimbangan osmosis dan
menyebabkan kebocoran sel.
5. Antibiotik yang menghambat bersifat antimetabolit. Yang
termasuk ke dalam golongan ini adalah Sulfa atau Sulfonamide, Trimetophrim,
Azaserine.
a) Pada bakteri, Sulfonamide bekerja
dengan bertindak sebagai inhibitor kompetitif terhadap enzim dihidropteroate
sintetase (DHPS). Dengan dihambatnya enzim DHPS ini menyebabkan tidak
terbentuknya asam tetrahidrofolat bagi bakteri. Tetrahidrofolat merupakan
bentuk aktif asam folat, di mana fungsinya adalah untuk berbagai peran biologis
di antaranya dalam produksi dan pemeliharaan sel serta sintesis DNA dan
protein. Biasanya Sulfonamide digunakan untuk penyakit Neiserria meningitis.
b) Trimetophrim juga menghambat
pembentukan DNA dan protein melalui penghambatan metabolisme, hanya
mekanismenya berbeda dari Sulfonamide. Trimetophrim akan menghambat enzim
dihidrofolate reduktase yang seyogyanya dibutuhkan untuk mengubah dihidrofolat
(DHF) menjadi tetrahidrofolat (THF).
c) Azaserine (O-diazo-asetyl-I-serine)
merupakan antibiotik yang dikenal sebagai purin-antagonis dan analog-glutamin.
Azaserin mengganggu jalannya metabolisme bakteri dengan cara berikatan dengan
situs yang berhubungan sintesis glutamin, sehingga mengganggu pembentukan
glutamin yang merupakan salah satu asam amino dalam protein.
Yang
perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik adalah dosis serta jenis
antibiotik yang diberikan haruslah tepat. Jika antibiotik diberikan dalam jenis
yang kurang efektif atau dosis yang tanggung maka yang terjadi adalah bakteri
tidak akan mati melainkan mengalami mutasi atau membentuk kekebalan terhadap
antibiotik tersebut.
B.
PROBIOTIK
a.
Pengertian Probiotik
Secara
sederhana probiotik dapat
diartikan sebagai mikroorganisme (mahluk hidup kecil) yang berguna dan jika
dikatakan bahwa sebuah makanan atau minuma mengandung probiotik maka artinya makanan
atau minuman tersebut mengandung mikroorganisme-mikroorganisme yang diharapkan
saat masuk ke dalam tubuh akan dapat berguna dan meningkatkan kesehatan tubuh.
Probiotik adalah mikroorganisme hidup dianggap sehat bagi
organisme tuan rumah. Menurut definisi saat ini diadopsi oleh FAO / WHO,
probiotik adalah: "mikroorganisme Live yang bila diberikan dalam jumlah
yang cukup memberikan manfaat kesehatan pada tuan rumah". Bakteri asam
laktat (LAB) dan bifido adalah jenis yang paling umum dari mikroba yang
digunakan sebagai probiotik, tetapi ragi tertentu dan basil juga dapat
membantu. Probiotik biasanya dikonsumsi sebagai bagian dari makanan fermentasi
dengan menambahkan khusus budaya hidup aktif; seperti di yogurt, yogurt
kedelai, atau sebagai suplemen diet.
Secara etimologi, istilah tampaknya menjadi gabungan dari
preposisi bahasa Latin''pro''("untuk") dan kata sifat
Yunani''βιωτικός''(biotik), yang terakhir berasal dari kata benda''βίος''(bios,
"hidup").
Pada awal abad ke-20, probiotik dianggap menguntungkan
mempengaruhi tuan rumah dengan meningkatkan keseimbangan mikroba usus nya,
sehingga menghambat patogen dan bakteri penghasil racun. Hari ini, efek
kesehatan spesifik yang sedang diselidiki dan didokumentasikan termasuk
pengentasan penyakit kronis inflamasi usus, pencegahan dan pengobatan
patogen-induced diare, infeksi urogenital, dan penyakit atopik.
b. Sejarah
Probiotik
Pengamatan asli dari peran positif yang dimainkan oleh bakteri tertentu
pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Rusia dan pemenang Nobel Eli
Metchnikoff, yang pada awal abad ke-20 menyatakan bahwa akan ada kemungkinan
untuk mengubah flora usus dan untuk menggantikan mikroba berbahaya oleh mikroba
yang berguna .
''''Bifidobacteria
pertama kali diisolasi dari bayi disusui oleh Henry Tissier yang juga bekerja
di Institut Pasteur. Bakteri terisolasi bernama Bacillus bifidus communis
kemudian berganti nama menjadi genus''''Bifidobacterium. Tissier
menemukan bahwa bifido yang dominan dalam flora usus bayi yang diberi ASI dan
ia mengamati manfaat klinis dari mengobati diare pada bayi dengan bifido.
Efek klaim perpindahan bakteri proteolitik bifidobacterial menyebabkan
penyakit.
Selama wabah
Shigellosis pada tahun 1917, Jerman profesor Alfred Nissle mengisolasi strain Escherichia
coli''''dari tinja seorang prajurit yang tidak terpengaruh oleh penyakit
tersebut. Metode mengobati penyakit menular yang dibutuhkan pada waktu itu
ketika antibiotik belum tersedia, dan Nissle menggunakan Escherichia
coli''''Nissle 1917 ketegangan dalam salmonellosis infeksi akut
gastrointestinal dan Shigellosis. Pada tahun 1920, Rettger menunjukkan bahwa "Bacillus Bulgaria"
Metchnikoff itu, kemudian disebut''Lactobacillus delbrueckii
subsp''bulgaricus., Tidak bisa hidup di usus manusia, dan fenomena makanan
fermentasi mereda. Teori Metchnikoff adalah perdebatan (pada tahap ini), dan
orang-orang meragukan teorinya tentang umur panjang.
Setelah kematian
Metchnikoff pada tahun 1916, pusat kegiatan pindah ke Amerika Serikat. Itu
beralasan bahwa bakteri berasal dari usus lebih mungkin untuk menghasilkan efek
yang diinginkan dalam usus, dan pada tahun 1935 strain tertentu dari Lactobacillus
acidophilus''''ditemukan menjadi sangat aktif ketika ditanamkan dalam
saluran pencernaan manusia. Percobaan dilakukan dengan menggunakan organisme
ini, dan hasil yang menggembirakan diperoleh terutama di relief sembelit
kronis.
Istilah
"probiotik" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953 oleh Kollath.
Kontras antibiotik, probiotik didefinisikan sebagai mikroba faktor turunan yang
merangsang pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Pada tahun 1989 Roy Fuller
mengusulkan definisi probiotik yang telah banyak digunakan: "''A feed
suplemen mikroba hidup yang menguntungkan mempengaruhi hewan inang dengan
meningkatkan keseimbangan mikroba usus nya''". Definisi Fuller menekankan
kebutuhan untuk kelangsungan hidup probiotik dan memperkenalkan aspek efek
menguntungkan pada tuan rumah. Dalam dekade berikutnya spesies bakteri asam laktat usus dengan sifat
kesehatan bermanfaat diduga telah diperkenalkan sebagai probiotik, termasuk Lactobacillus
rhamnosus'''',''Lactobacillus casei'', dan''Lactobacillus johnsonii''.
c. Manfaat Probiotik bagi Peternakan Unggas dan
Ruminansia (Sapi, Kambing, Domba)
Beberapa penelitian menunjukkan,
penambahan probiotik mempunyai dampak positif. Salah satunya menyatakan, bahwa
banyaknya kandungan mikroorganisme hidup dalam usus ternak dapat memengaruhi
metabolisme dalam usus, meningkatkan populasi mikroorganisme yang
menguntungkan, sehingga produktivitas ternak lebih baik.
Probiotik merupakan produk yang
mengandung mikroorganisme hidup nonpatogen yang ditambahkan ke dalam pakan,
yang dapat memengaruhi laju pertumbuhan, efisiensi penggunaan ransum, kecernaan
bahan pakan dan kesehatan ternak melalui perbaikan keseimbangan mikroorganisme
dalam saluran pencernaan.
Beberapa mikroba yang berasal dari
saluran pencernaan ternak unggas, terutama pada ayam pedaging dan ayam petelur,
telah direkomendasikan oleh beberapa penelitian sebagai sumber probiotik yang
dapat dipergunakan untuk meningkatkan pertumbuhan, produksi telur, efisiensi
pakan dan menghasilkan produk ternak (daging dan telur) yang rendah kolesterol,
serta mengurangi bau kandang. Beberapa mikroorganisme –yang disebut
EM/Effective Microorganisms- yang banyak diterapkan dalam pertanian dan
peternak antara lain: EM-2, EM-3, EM-4, kultur kapang, kultur mikroba rumen,
mikroorganisme yang diklon dengan sel pembentukan hormon. EM-2 ialah campuran
lebih dari 80 spesies mikroorganisme. Bentuknya cair dengan pH 7,0 dan disimpan
dalam pH 8,5. Jumlah mikroorganisme dalam kultur sangat pada mencapai 109/gr.
EM-3 merupakan kultur bakteri yang terdiri dari 95% bakteri fotosintetik yang
disimpan pada pH 8,5 dengan jumlah sama dengan EM-2. EM-4 merupakan
mikroorganisme yang banyak digunakan bagi peternakan, karena 90% bakteri di
dalamnya ialah Lactobacillus Spp. Bakteri lainnya Azotobacter, Clostridia,
Enterobacter, Agrobacterium, Erwinia, Pseudomonas, dan mikroorganisme pembentuk
asam laktat. Media kulturnya berbentuk cairan dengan pH 4,5. Jumlah
mikroorganisme di dalamnya sama dengan EM-2 dan EM-3. Dalam bidang peternakan,
arti probiotik cukup penting karena saat ini sebagian orang takut terhadap
makanan yang mengandung kolesterol.Kadar kolesterol biasanya tinggi pada
makanan yang kadar lemaknya tinggi.
Dengan pemanfaatan probiotik, kini muncul produk ternak
seperti telur rendah kolesterol, daging sapi rendah kolesterol, daging broiler
bebas residu antibiotik, dan banyak lagi produduk lainnya. Selain itu, banyak
peternak yang memanfaatkan EM-4 dengan maksud untuk menghilangkan bau dalam
kandang, dan ternyata dengan pengamatan sekilas hasilnya cukup memuaskan. Untuk
mengurangi keadaan ini memang masih diperlukan penelitian yang intensif, lebih
cermat dan dengan data yang terukur. Dari berbagai hasil penelitian, maka efek
probiotik pada ternak secara garis besar adalah : 1) Meningkatkan laju
pertumbuhan ternak potong, ayam dan babi (Fuller, 1992). Peningkatan laju
pertumbuhan ini terjadi dengan menekan jumlah mikroorganisme patogen yang
mengganggu pertumbuhan dalam kondisi subklinis, 2) Memperbaiki produksi susu
secara kualitatif dan kuantitatif (William dan New Bold, 1990). Untuk ini
mikroorganisme yang paling baik ialah kapang Saccharomyces cerevisiae dan
Aspergillus oryzae, 3)Meningkatkan produksi telur baik jumlah maupun berat telurnya
(Fuller, 1992), 4) Memperbaiki konversi ransum pada ayam yang diberi
Enterococcus faecium (Kumprent, dkk. 1984), 5) meningkatkan kesehatan ternak
(Fuller, 1992).
d. Peranan Probiotik pada Broiler
Dapat Mengganti Antibiotik
Seperti kita ketahui bersama bahwa
broiler dengan jangka hidup yang cukup pendek, memiliki koloni dalam ususnya
yang sangat peka sehingga perlu meningkatkan system pengaturan tubuhnya. Cara
yang biasa dilakukan untuk melindungi ayam yang masih muda adalah dengan
pemberian antibiotika atau dengan penggunaan AGPs (Antibiotik Growth Promotors)
perlu diperhatikan. Namun, beberapa negara Eropa dan Amerika, telah melakukan
pembatasan terhadap penggunaan antibiotika. Bahkan di tahun 2006 Uni Eropa
melarang penggunaan AGPs. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
resistensi penggunaan antibiotika dan menghindari pengaruh negatif antibiotika
pada manusia.
Pemakaian antibiotik pada unggas dapat ikut menyelinap ke
dalam produk ternak (daging dan telur), sehingga terakumulasi dan menjadi residu.
Residu tersebut mempunyai efek yang kurang menguntungkan terhadap kesehatan
konsumen, antara lain terjadi resistensi bakteri (bakteri kebal terhadap
antibiotik) dan sensitifitas pada konsumen. Pemberian antibiotik juga bisa
menganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan inangnya. Sebagai
salah satu alternatifnya adalah dengan pemberian probiotik, karena tidak
mempunyai efek samping yang negatif jika diberikan dalam dosis yang tepat.
Di dalam saluran pencernaan,terdapat sekitar 100-400 jenis
mikroba yang dikelompokkan pada mikroba yang menuntungkan dan yang merugikan
(patogen). Di lingkungan yang normal, saluran usus pada anak ayam terkolonisasi
dengan mikroorganisme. Umumnya sumber mikroflora usus adalah dari permukaan
telur yang tidak steril sebagai hasil kontak induk dengan sangkarnya. Pada
peternakan komersial, kolonisasi pada saluran usus ada hubungannya dengan
kebersihan di hatchery dan kontak dengan lingkungan bebas.
Saat umur 21 hari, broiler dapat mengatur keseimbangan flora
usus. Setelah umur 21 hari tantangan seperti stress, pergantian pakan dan
pemberian obat-obatan seperti antibiotik dapat menganggu flora dalam saluran
gastrointestinal dan menyebabkan kerugian. Jika saluran usus terkolonisasi
dengan mikroba merugikan maka akan berdampak patogen bagi tubuh.
Probiotik dalam Pakan
Menurut Fuller (1992), probiotik
adalah makanan tambahan berupa mikroba hidup, baik bakteri, kapang/yeast yang
dapat menguntungkan bagi inangnya dengan jalan memperbaiki keseimbangan mikroba
dalam saluran pencernaan. Mikroba yang dikatakan sebagai probiotik jika :
1. Dapat diisolasi dari hewan
inangnya dengan spesies yang sama.
2. Menunjukkan pengaruh yang menguntungkan bagi inangnya.
3. Tidak bersifat patogen.
4. Dapat transit dan bertahan hidup di saluran pencernaan inangnya.
5. Sejumlah mikroba harus mampu bertahan hidup pada periode yang lama selama penyimpanan.
2. Menunjukkan pengaruh yang menguntungkan bagi inangnya.
3. Tidak bersifat patogen.
4. Dapat transit dan bertahan hidup di saluran pencernaan inangnya.
5. Sejumlah mikroba harus mampu bertahan hidup pada periode yang lama selama penyimpanan.
Mekanisme kerja probiotik masih
banyak dikontroversikan. Mekanisme berikut ini dapat menjadi bahan pertimbangan
(Budiansyah A, 2004),antara lain :
1. Melekat dan berkolonisasi dalam
saluran pencernaan. Jika mikroba dapat menempel kuat pada sel-sel usus maka
mikroba dapat berkembang biak dan mikroba patogen akan tereduksi dari sel-sel
usus.
2. Berkompetisi terhadap makanan dan
memproduksi zat antimikroba. Mikroba probiotik menghambat organisme patogen
dengan berkompetisi.
3. Menstimulasi mukosa dan meningkatkan
sistem kekebalan inang.
Penggunaan
probiotik sebagai bahan aditif dapat memberikan keuntungan pada inangnya
(terutama dalam saluran pencernaan), diantaranya :
1. Efek nutrisional Pemberian probiotik
secara langsung memberikan efek menguntungkan, seperti diantaranya pengurangan
kemampuan mikroorganisme patogen dalam memproduksi toksin, menstimulasi
produksi enzim indigenus yang dapat meningkatkan fungsi pencernaan unggas,
dihasilkannya vitamin dan substansiantimikrobial sehingga meningatkan status
kesehatan inang.
2. Efek sanitari Dengan adanya
probiotik dapat menstimulasi respon kekebalan. Mikroba probiotik dapat
mengeluarkan toksin yang dapat menghambat perkembangan mikroba patogen dalam
saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan kekebalan inangnya. Toksin dari
mikroba probiotik merupakan antibiotik bagi mikroba patogen. Probiotik pada
unggas bisa diberikan dalam campuran pakan atau melalui air minum atau dalam
bentuk probiotik yang hanya mengandung 1 macam strain mikroba.
Pemberian
probiotik dalam pakan dapat memelihara mikroflora usus inangnya. Salah satu
faktor berfungsi atau tidaknya probiotik adalah stabilitas penyimpanannya dan
processing pakannya. Perlakuan panas dan tekanan selama pelleting adalah hal
yang dapat mengganggu kestabilan probiotik di dalamnya.
Solusi
terbaik penggunaan probiotik sehingga tetap stabil adalah dengan menggunakan
spora dari strain mikrobayang menguntungkan. Spora tersebut diselimuti oleh
mantel alami, bukan dari kapsul. Pemilihan untuk mikroorganisme probiotik perlu
dilakukan uji tes. Pemberian probiotik dengan mikroba tunggal dalam bentuk
spora akan lebih baik karena lebih menguntungkan dan kualitasnya lebih
terjamin. Probiotik strain Bacillus subtilis yang toleran terhadap panas telah
diuji tes pada percobaan pakan broiler di beberapa negara. Hasil yang diperoleh
menunjukkan peningkatan yang terus menerus terhadap konversi pakan dan
pertambahan berat badan. Keuntungan yang dihasilkan dari probiotik ini ada
kaitannya dengan keseimbangan mikroflora di dalam saluran gastrointestinal,
meningkatnya kesehatan usus dan memberikan kesehatan menyeluruh dan pada
akhirnya akan memperbaiki performance.
Percobaan
yang dilakukan di Brazil dan USA membuktikan bahwa performance broiler dapat
ditingkatkan dengan menggunakan bakteri tunggal strain Bacillus subtilis
sepanjang periode produksinya. Percobaan broiler dengan pemberian antibiotik,
yaitu : kontrol (tanpa suplemen antibiotik atau probiotik), antibiotik (AGP)
dan dengan pemberian probiotik. Percobaan dilakukan pada ayam broiler
komersial. Tujuan percobaan tersebut untuk menunjukkan respon pertumbuhan dan
konversi pakan pada broiler baik yang menggunakan probiotik atau suplementasi pakan
AGP dibandingkan dengan kontrol. Percobaan tersebut menunjukkan bahwa pemberian
bakteri strain B. Subtilis pada pakan dengan level 8×105 unit per gram pakan
sangat efektif meningkatkan berat badan dan perbaikan rasio konversi pakan
dibanding dengan kontrol. Percobaan menunjukkan bahwa produk probiotik
tidak berbeda jauh dengan AGP untuk meningkatkan rasio konversi
pakan. Penelitian ini diusulkan bahwa spora dari probiotik strain baru
untuk direkomendasikan digunakan pada peternakan komersial saat periode
growing. Strain probiotik tunggal atau dengan penambahan mikroba langsung dalam
pakan sangat potensial digunakan sebagai pengganti AGP dan lebih ekonomis untuk
meningkatkan performance ayam broiler.
e. Perbedaan
Probiotik dan Prebiotik
Berikut
ini adalah 6 hal yang membedakan PROBIOTIK dengan PREBIOTIK.
1. PROBIOTIK merupakan mikroorganisme hidup yang diminum untuk
menjaga keseimbangan sistem pencernaan di usus. PREBIOTIK merupakan sejenis serat khusus yang bisa menjadi
makanan bagi mikroorganisme di dalam usus.
2. Minuman PROBIOTIK harus disimpan pada
kondisi penyimpanan, suhu dan tingkat keasaman tertentu agar mikroorganisme di
dalamnya tidak mati. PREBIOTIK tidak
membutuhkan perlakuan demikian karena tidak mudah mengalami kerusakan.
3. PROBIOTIK kadang berisi mikroorganisme asing yang sengaja
ditambahkan ke usus untuk membantu sistem pencernaan. PREBIOTIK hanya memberi makan
pada mikroorganisme yang secara alami sudah ada di usus.
4. PROBIOTIK terkandung dalam makanan atau minuman yang
difermentasi. PREBIOTIK diambil
dari serat alami yang terdapat pada 36.000 jenis tumbuh-tumbuhan.
5. PROBIOTIK mengusir mikroorganisme jahat dari usus secara
langsung dengan cara mendominasi perebutan nutrisi di tempat itu. PREBIOTIK mengusir dengan cara
menciptakan kondisi keasaman tertentu yang tidak disukai oleh mikroorganisme
jahat.
6. PROBIOTIK dapat mati sebelum masuk ke dalam usus sehingga
tidak dapat memberikan manfaat sedangkan PREBIOTIK adalah benda mati yang merupakan makanan bagi
mikroorganisme baik dalam saluran pencernaan.
C.
PREBIOTIK
Prebiotik merupakan karbohidrat dari jenis ' fructo
-oligosakarida '. Pada dasarnya Prebiotik adalah molekul gula rantai pendek,
yang mengandung fruktosa. Prebiotik adalah serat yang tidak bisa dicerna oleh
tubuh dan menjadi makanan untuk probiotik. Sebagai molekul-molekul gula yang
tidak dapat dipecah, mereka langsung ke perut, di mana probiotik dapat
memakannya. Asparagus, bawang putih, bawang, buah, pisang, tomat, bayam,
kangkung, lobak, sawi, kacang, biji-bijian, gandum adalah beberapa sumber dari
prebiotik.
Setiap kali Bakteri Probiotik berkurang, tubuh menjadi
rentan terhadap berbagai penyakit dan infeksi seperti infeksi jamur, Anda juga
mungkin mengalami kondisi seperti sindrom iritasi usus atau rheumatoid arthritis.
Beberapa manfaat kesehatan umum dari probiotik:
- Mengobati
diare
- Mengobati
Sindrom Iritasi Usus
- Mencegah
dan mengobati infeksi saluran kemih
- Mengurangi
kemungkinan kanker kandung kemih
- Memperpendek
durasi infeksi usus
- Mencegah
dan mengendalikan eksim anak
- Mengobati
kondisi peradangan yang disebut pouchitis
Prebiotik menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi
bakteri berbahaya dalam usus, sehingga meningkatkan pertumbuhan yang
menguntungkan. Prebiotik memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi
kejadian infeksi. Mereka juga membantu dalam penyerapan kalsium dan magnesium
yang lebih baik dalam tubuh. Selain itu, mereka juga mengurangi risiko terkena
kanker usus dan kanker dubur.
Walaupun hampir sama namanya
namun probiotik dan prebiotik berbeda. Prebiotik bukanlah mahluk hidup
yang dapat mati. Secara sederhana prebiotik dapat
diartikan sebagai makanan bagi probiotik yang
secala alami memang hidup di saluran pencernaan. Prebiotik merupakan komponen pangan yang tidak dapat
dicerna oleh pencernaan (nondigestible food ingredient) yang
mempunyai pengaruh baik terhadap inang (host/Ternak)dengan memicu
aktivitas, pertumbuhan yang selektif terhadap bakteri baik dalam saluran
pencernaan.
Sebenarnya prebiotik sudah terdapat dalam
tanaman seperti pada umbi dahlia, bawang merah, bawang putih, asparagus,
kedelai, ubi jalar, dan juga pada susu. Namun itu bukan berarti dengan hanya
mengkonsumsi bahan-bahan tersebut maka kebutuhan prebiotik dapat tercukupi. Alasannya kadar prebiotik nya biasanya sangat
rendah dan bervariasi tergantung varietasnya. Alasan lainnya adalah karena
jumlahnya sangat kecil, maka glukosa dan fruktosa dari bahan-bahan tadi sangat
mudah diserap usus sehingga prebiotik nya
ikutan habis sebelum mencapai usus besar. Padalah di usus besar itu terjadi
penyerapan nutrisi yang dibantu mikroba, tidak seperti pemahaman masa lalu yang
mengira usus besar hanya berisi sampah yang siap dibuang.
Prebiotik yang banyak dikenal dan
digunakan adalah oligosakarida kedelai (yang terdiri atas rafinosa dan
stakiosa), frukto-oligosakarida (disebut juga oligofruktosa), Inulin, Laktulosa
dan Laktosukrosa. Inulin dan oligofruktosa memiliki fungsi penting sebagai
penyeimbang fungsi gastrointestinal (menyeimbangkan mikroflora kolon) dan
modulasi hormonal. Umumnya semua prebiotik yang
disebutkan dapat meningkatkan pertumbuhan bifidobacterium, bakteri bermanfaat.
Apabila dikonsumsi dengan dosis yang tepat dan cara yang benar, maka prebiotik dapat mempunyai fungsi
melebihi fungsi probiotik.
Sinbiotik
(Eubiotik) adalah kombinasi probiotik dan prebiotik. Penambahan
mikroorganisme hidup (probiotik) dan substrat (prebiotik) untuk pertumbuhan
bakteri misalnya fructooligosaccharide (FOS) dengan bifidobacterium atau
lactitol dengan lactobacillus. Keuntungan dari kombinasi ini adalah
meningkatkan daya tahan hidup bakteri probiotik oleh karena substrat yang
spesifik telah tersedia untuk fermentasi sehingga tubuh mendapat manfaat yang
lebih sempurna dari kombinasi ini.
D. HORMON
a. Pengertian
Hormon
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami.
Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh dara menuju berbagai jaringan sel
dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Contoh
efek hormon pada tubuh manusia:
1) Perubahan
Fisik yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah tertentu dan bentuk
tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara membesar, lekuk tubuh
feminin pada wanita dan bentuk tubuh maskulin pada pria).
2) Perubahan
Psikologis: Perilaku feminin dan maskulin, sensivitas, mood/suasana hati.
3)
Perubahan Sistem Reproduksi: Pematangan organ
reproduksi, produksi organ seksual (estrogen oleh ovarium dan
testosteron oleh testis).
Di balik fungsinya yang mengagumkan, hormon kadang jadi biang
keladi berbagai masalah. Misalnya siklus haid yang tidak teratur atau jerawat
yang tumbuh membabi buta di wajah. Hormon pula yang kadang membuat kita senang
atau malah sedih tanpa sebab. Semua orang pasti pernah mengalami hal ini,
terutama saat pubertas.Yang pasti, setiap hormon memiliki fungsi yang sangat
spesifik pada masing-masing sel sasarannya. Tak heran, satu macam hormon bisa
memiliki aksi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya saat dialirkan oleh
darah.
b. Ciri-ciri Hormon
1)
Diproduksi dan disekresikan
ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah
sangat kecil
2)
Mengadakan interaksi dengan
reseptor khusus yang terdapat di sel target
3)
Memiliki pengaruh
mengaktifkan enzim khusus
4) Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi
dapat juga mempengaruhi beberapa sel target berlainan
c. Klasifikasi Hormon
Hormon
dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia,
sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja
hormon di dalam sel.
a)
Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
1. Golongan Steroid→turunan dari kolestrerol
2. Golongan Eikosanoid yaitu
dari asam arachidonat
3. Golongan derivat Asam
Amino dengan molekul yang kecil →Thyroid,Katekolamin
4. Golongan
Polipeptida/Protein →Insulin,Glukagon,GH,TSH
b)
Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
1. Lipofilik : kelompok
hormon yang dapat larut dalam lemak
2. Hidrofilik : kelompok
hormon yang dapat larut dalam air
c)
Berdasarkan lokasi reseptor hormon
1. Hormon yang berikatan
dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2. Hormon yang berikatan
dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
d.
Penggolongan Hormon
Hormon terbagi dari 6
golongan yaitu :
1. Hormon androgen dan
sintetisnya /testoteron
2.
Hormon estrogen dan progesteron
3.
Hormon kortikosteroid
4.
Hormon tropik dan sintetiknya
5.
Obat anabolic
6.
Hormon lainnya
·
Aldosteron dihasilkan oleh Kelenjar
Adrenal berfungsi membantu mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan
garam & air serta membuang kalium
·
Hormon Antidiuretik (vasopressin)
dihasilkan oleh Kelenjar Hipofisa menyebabkan ginjal menahan air bersama dengan
Aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah
·
Kortikosteroid dihasilkan
oleh Kelenjar Adrenal memiliki efek yg luas diseluruh tubuh, terutama sebagai
anti peradang, mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah dan kekuatan otot,
membantu mengendalikan keseimbangan garam dan air
·
Kortikotoprin dihasilkan
oleh Kelenjar Hipofisa berfungsi mengendalikan pembentukan & pelepasan
hormon oleh korteksadrenal
·
Eritropoietin dihasilkan
oleh Ginjal berfungsi merangsang pembentukan sel darah merah
·
Estrogen dihasilkan oleh Indung
telur berfungsi mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi
wanita
·
Glukagon dihasilkan oleh Pankreas
berfungsi meningkatkan kadar gula darah
·
Hormon pertumbuhan dihasilkan
oleh Kelenjar hipofisa berfungsi mengendalikan pertumbuhan & perkembangan,
meningkatkan pembentukan protein
·
Insulin dihasilkan oleh Pankreas
berfungsi menurunkan kadar gula darah, mempengaruhi metabolisme glukosa,
·
protein & lemak di
seluruh tubuh
·
LH (luteinizing hormone) dihasilkan
oleh Kelenjar hipofisa berfungsi mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan
sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi
·
FSH (follicle-stimulating hormone)
berfungsi mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat
kepribadian)
·
Oksitosin dihasilkan oleh Kelenjar
hipofisa berfungsi menyebabkan kontraksi otot rahim & saluran susu di
payudara
·
Hormon paratiroid dihasilkan
oleh Kelenjar paratiroid berfungsi mengendalikan pembentukan tulang, mengendalikan
pelepasan kalsium &fosfat
·
Progesteron dihasilkan oleh Indung
telur berfungsi mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel telur yang
telah dibuahi berfungsi mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
·
Polaktin dihasilkan oleh Kelenjar
hipofisa berfungsi memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar
susu
·
Renin & angiotensin dihasilkan
oleh Ginjal berfungsi mengendalikan tekanan darah
·
Hormon tiroid dihasilkan
oleh Kelenjar tiroid berfungsi mengatur pertumbuhan, pematangan & kecepatan
metabolisme
·
TSH (tyroid stimulating hormone)
dihasilkan oleh Kelenjar hipofisa berfungsi merangsang pembentukan &
pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid
d. Mekanisme Kerja Hormon
Mekanisme
kerja hormon Protein
1)
Reseptor hormon protein
bersifat spesifik dan terdapat pada membran plasma sel target. Interaksi hormon
dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan atau penghambatan enzim
adenilsiklase yang terikat pada reseptor tersebut.
2)
Interaksi hormon-reseptor
ini mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP.
3)
Selanjutnya siklik AMP
berfungsi sbg mediator intrasel utk hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi sebagai suatu mekanisme
spesifik sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.
4)
Siklik AMP mempengaruhi
berbagai proses dlm sel.
5)
Siklik AMP menyebabkan
aktivasi enzim protein kinase yaitu proses fosforilasi pada sintesis protein.
Siklik AMP mempengaruhi kecepatn proses ini.
6)
Metabolisme siklik AMP
menjadi 5'AMP dikatalisis oleh enzim fostodiesterase yang spesifik. Dengan
zat-zat yang menghambat enzim fostodiesterase ini dapat menyebabkan timbulnya
efek mirip hormon.
7)
Hormon yang bekerja dengan
cara di atas ialah hormon tropik adenohipofisis misal: gonadotropin, MSH (melanocyte
stimulating hormone), beberapa releasing hormones dari hipotalamus,
glukagon, hormon paratiroid dan kalsitonin.
Mekanisme
kerja hormon steroid
1)
Hormon steroid melewati
membran sel masuk ke dlm sitoplasma setiap sel, baik sel target hormon steroid maupun sel lain. Tetapi reseptor hormon
steroid hanya terdpt di dalam
sel target yaitu dalam sitoplasmanya.
2)
Bila hormon steroid
berikatan dg reseptor sitoplasma maka kompleks hormonreseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi
akan ditransportasi ke tempat kerjanya (sites of
action) di dalam inti sel yaitu pada kromatin. Selanjutnya terjadilah
beberapa hal yang
berhubungan dengan peningkatan sintesis
protein sesuai dg fungsi masing-masing sel
target.
E. ENZIM
a.
Pengertian Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang
berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa
habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia organik. Molekul awal yang
disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk.
Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang
disebut promoter. Semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai
promoter.
Enzim bekerja
dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai
contoh:
X + C → XC (1)
Y + XC → XYC (2)
XYC → CZ (3)
CZ → C
+ Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal,
pada reaksi akhir molekul katalis akan kembali ke bentuk semula.Sebagian besar
enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja
pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap.
Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses
perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama
adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim
memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau
strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan
fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul
yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang
meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah
inihibitor enzim.
b. Sejarah
Enzim
Pada akhir
tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging oleh sekresi
perut dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak
tumbuhan dan ludah telah
diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum diidentifikasi.
Pada abad ke-19, ketika mengkaji fermentasi gula menjadi alkohol oleh ragi, Louis Pasteur menyimpulkan
bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya dorong vital yang terdapat dalam
sel ragi, disebut sebagai "ferment", dan
diperkirakan hanya berfungsi dalam tubuh organisme hidup. Ia menulis bahwa
"fermentasi alkoholik adalah peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan
dan organisasi sel ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi sel
tersebut."
Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kühne (1837–1900) pertama kali menggunakan
istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani ενζυμον yang berarti "dalam bahan
pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses ini. Kata "enzyme"
kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan kata ferment digunakan
untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang dihasilkan oleh organisme hidup.
Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai
kajiannya mengenai kemampuan ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia
tidak terdapat pada sel ragi yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas
Berlin, ia menemukan bahwa gula difermentasi bahkan apabila sel
ragi tidak terdapat pada campuran. Ia menamai enzim yang memfermentasi sukrosa
sebagai "zymase" (zimase). Pada tahun
1907, ia menerima penghargaan Nobel dalam bidang kimia "atas
riset biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya".
Mengikuti praktek Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang
dikatalisasi oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim,
akhiran -ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut
(contohnya: laktase, merupakan
enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada
jenis reaksi yang dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan
polimer DNA).
Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong penelitian
pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal menemukan bahwa
aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa ilmuwan seperti Richard
Willstätter berargumen bahwa proten hanyalah bertindak sebagai
pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis. Namun, pada
tahun 1926, James
B. Sumner berhasil mengkristalisasi enzim urease dan menunjukkan bahwa ia merupakan
protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa protein murni dapat berupa enzim dan
hal ini secara tuntas dibuktikan oleh Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin
(1930), tripsin, dan kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel
tahun 1946 pada bidang kimia.
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya
mengijinkan struktur enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini
pertama kali diterapkan pada lisozim, enzim yang
ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur putih, yang mencerna lapisan
pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini dipecahkan oleh sekelompok
ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips dan
dipublikasikan pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam resolusi tinggi ini
menandai dimulainya bidang biologi struktural dan usaha
untuk memahami bagaimana enzim bekerja pada tingkat atom.
c.
Penggolongan (Klasifikasi) enzim
- Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu
zat dengan pertolongan air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan
substratnya yaitu :
A.
Karbohidrase,
yaitu enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat.
Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang
diuraikannya, misal :
a.
Amilase, yaitu
enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa 9 suatu
disakarida).
|
2 (C6H10O5)n
+ n H2O n C12H22O11
|
|
b.
Maltase,
yaitu enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosa
|
C12H22O11
+ H20 2
C6H12O6
|
|
c.
Sukrase,
yaitu enzim yang mengubah sukrosa (gula tebu) menjadi glukosa dan fruktosa.
d.
Laktase,
yaitu enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
e.
Selulase,
emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida) menjadi selobiosa ( suatu
disakarida)
f.
Pektinase,
yaitu enzim yang menguraikan pektin menjadi asam-pektin.
B.
Esterase,
yaitu enzim-enzim yang memecah golongan ester.
Contoh-contohnya
:
a.
Lipase,
yaitu enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
b.
Fosfatase,
yaitu enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.
C.
Proteinase
atau Protease, yaitu enzim enzim yang menguraikan golongan protein.
Contoh-contohnya:
a.
Peptidase,
yaitu enzim yang menguraikan peptida menjadi asam amino.
b.
Gelatinase,
yaitu enzim yang menguraikan gelatin.
c.
Renin,
yaitu enzim yang menguraikan kasein dari susu.
- Oksidase dan reduktase , yaitu enzime yang menolong
dalam proses oksidasi dan reduksi.
Enzim Oksidase dibagi lagi menjadi;
a.
Dehidrogenase
: enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi
hasil-hasil oksidasi.
b.
Katalase
: enzim yang menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
- Desmolase , yaitu enzim-enzim yang memutuskan
ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya.
Enzim Desmolase dibagi lagi menjadi :
a.
Karboksilase
: yaitu enzim yang mengubah asam piruyat menjadi asetaldehida.
b.
Transaminase
: yaitu enzim yang memindahkan gugusan amine dari suatu asam amino ke suatu
asam organik sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino.
Enzim juga dapat dibedakan menjadi eksoenzim dan
endoenzim berdasarkan tempat kerjanya, ditinjau dari sel yang
membentuknya.Eksoenzim ialah enzim yang aktivitasnya diluar sel. Endoenzim
ialah enzim yang aktivitasnya didalam sel.
Selain eksoenzim dan endoenzim, dikenal juga enzim
konstitutif dan enzim induktif. Enzim konstitutif ialah enzim yang dibentuk
terus-menerus oleh sel tanpa peduli apakah substratnya ada atau tidak. Enzim
induktif (enzim adaptif) ialah enzim yang dibentuk karena adanya rangsangan substrat
atau senyawa tertentu yang lain.
Misalnya pembentukan enzim beta-galaktosida pada escherichia coli yang
diinduksi oleh laktosa sebagai substratnya. Tetapi ada senyawa lain juga yang
dapat menginduksi enzim tersebut walaupun tidak merupakan substarnya, yaitu
melibiosa. Tanpa adanya laktosa atau melibiosa, maka enzim beta-galaktosidasa
tidak disintesis, tetapi sintesisnya akan dimulai bila ditambahkan laktosa atau
melibiosa.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009a. Antibiotika. http://www.serva.de/servaWeb/www_root/ar03/templates/Ar03
ProductFamily.jsp?language=En&organisation=001&shopNavSeq=6 (Diakses 15 Mei 2012).
.2011b. Peranan Probiotik pada
Broiler Dapat Mengganti Antibiotik. http://dokter ternak. com
(Diakses 15 Mei 2012)
.2011c. Manfaat Probiotik bagi
Peternakan Unggas dan Ruminansia (Sapi, Kambing, Domba). http://dokterternak.com
(Diakses 15 Mei 2012)
Grisham, Charles M.; Reginald H.
Garrett (1999). Biochemistry. Philadelphia: Saunders College Pub.
Mackie RI, Sghir A, Gaskin HR, 1999. Developmental microbial ecology of the
neonatal gastrointestinal tract. Am J Nutr.
Mcfarlane GT,
Cummings JH, 1999. Probiotics and prebiotics : can regulating
the activities of intestinal bacteria benefit health? BMJ
Roberfroid MB, 2000 : Prebiotics and probiotics: are they functional foods? Am J Clin
Nutr
Smith AL (Ed) et al. (1997). Oxford dictionary
of biochemistry and molecular biology. Oxford [Oxfordshire]: Oxford
University Press.
Timotius,
K.H, 1982, Mikrobiologi Dasar;
Salatiga, Universitas Kristen Satya Wacana
Williams, H. S. (1904) A History of Science: in Five Volumes. Volume IV: Modern
Development of the Chemical and Biological Sciences. Harper and
Brothers (New York)
Dosen :
Ir. Rohmiyatul Islamiyati, M.P.
Mata Kuliah : Bahan
Pakan Formulasi Ransum
ANTIBIOTIK, PROBIOTIK,
PREBIOTIK,
HORMON DAN ENZIM
Oleh :
Nama : Windawati. Alwi
Nim : I211 10 005
Prodi : Nutrisi Dan Makanan Ternak
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
blognya bagus,,slm kenal ya
BalasHapus:) Thanks... Salam kenal juga....
BalasHapuskak winda jie
BalasHapusKenapa'i Kandhie ??
BalasHapusApakah probiotik pro antibiotik? Utk efisiensi biaya sy pakai inrofloxs 25 utk persiapan kolom bioflok sbg pengganti garam krosok,mohon penjelasannya,trms
BalasHapus