Sabtu, 17 November 2012

Pemuliaan seleksi


A.Pengertian Seleksi
Dalam konteks pemuliabiakan ternak , seleksi adalah suatu proses memilihternak yang disukai yang akan dijadikan sebagai tetua untuk generasi berikutnya.Tujuan umum dari seleksi adalah untuk meningkatkan produktifitas ternak melaluiperbaikan mutu genetic bibit. Dengan seleksi , ternak yang mempunyai sifat yangdiinginkan akan ddipelihara , sedangkan ternak-ternak yang mempunyai sifat yangtidak diinginkan akan disingkirkan.Dalam melakukan seleksi , tujuan seleksi harus ditetapkan terlebih dahulu, missal pada ayam , tujuan seleksi ingin meningkatkan produksi telur , berat telur, atau kecepatan pertumbuhan.

a.Seleksi Individu (Performance Test)
            Yaitu seleksi untuk ternak bibit yang didasarkan pads catatan produktifitas masing-masing ternak. Seleksi individual pada ternak sapi adalah cara seleksi yang paling sederhana dan mudah dilakukan di pedesaan dengan dasar bobot sapih anak sapi yang ada dan sebagainya. Seleksi individu adalah metoda seleksi yang paling sederhana paling banyak digunakan untuk memperbaiki potensi genetik ternak. Seleksi ini sering dilakukan jika : 
1.Fenotip ternak yang bersangkutan bias diukur baik pada jantan atau betina.
2.Nilai heritabilitas atau keragaman genetic tinggi. Seleksi bisa dilakukan dengan memilih ternak-ternak terbaik berdasarkan nilai pemuliaan. Dalam aplikasi dilapangan, jika memungkinkan, nilai heritabilitas dan nilai pemuliaan ternak jantan dan betina dipisah, kemudian dipiilih ternak-ternak terbaik sesuai keperluan untuk pengganti. Pada ayam pedaging, seleksi individu sering dan lebih mudah ddilakukan karena sifat tumbuh bisa diukur langsung baik pada jantan ataupun betina. Demikian juga lingkungan yang diberikan biasanya sama, seperti dalam satu kandang ayam-ayam berasal dari tetasan yang sama, pakan sama, dan perlakuan yang sama. Sering seleksi hanya berdasarkan pertimbangan fenotip saja tidak perlu menduga nilai pemuliaan. Seleksi individu akan semakin rumit apabila banyak faktor yang mempengaruhi fenotip , seperti pada domba , babi , dan sapi perah. Pada domba misalnya, faktor yang mempengaruhi bobot badan sangat banyak, seperti jenis kelamin, tipe kelahiran, paritas induk, dan musim waktu ternak-ternak tersebut dibesarkan. Apabila faktor-faktor ini tidak diperhatikan, ketepatan memilih ternak akan berkurang. Sebagai contoh, apabila kita ingin memilih domba berdasarkan berat saja, maka yang akan terpilih adalah domba-domba jantan yang berasal dari kelahiran tunggal, padahal domba yang berasal dari kelahiran kembar mungkin mempunyai potensi genetik tinggi. Karena pengaruh dari induk mulai dari uterus sampai mereka disapih, domba-domba yang berasal dari kelahiran tunggal walaupun induknya sama. Dalam pendugaan nilai pemuliaan, faktor-faktor yang mempengaruhi fenotip harus diperhatikan dan dipertimbangkandalam evaluasi.

b.Seleksi Silsilah (Pedigree Selection)
            Seleksi yang dilakukan berdasarkan pada silsilah seekor ternak. Seleksi ini dilakukann untuk memilih ternak bibit pada  umur muda, sementara hewan muda tersebut beium dapat menunjukkan sifat-sifat produksinya. Pemilihan Bibit Ternak (contoh : ternak kambing/domba)  Pemilihan bibit ternak bertujuan untuk memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki sifat-sifat produktif potensial seperti memiliki persentase kelahiran anak yang tinggi, kesuburan yang tinggi, kecepatan tumbuh yang baik serta ppersentasi karkas yang baik dan sebagainya. Kriteria - kriteria yang biasa dipergunakan sebagai pedoman dalarn rangka melaksanakan seleksi atau pemilihan bibit ialah : bangsa ternak, kesuburan dan persentase kelahiran anak, temperamen dan produksi susu induk, produksi daging dan susu, recording dan status kesehatan temak tersebut.
1. Bangsa
            Pemilihan jenis ternak misalnya (kambing/domba) yang hendak diternakan biasanya dipilih dari bangsa ternak kambing/domba unggul
2. Kesuburan dan persentase kelahiran anak yang tinggi
            Seleksi calon induk maupun pejantan yang benar jika dipilih dan turunan yang beranak kembar dan mempunyai kualitas kelahiran anak yang baik.
3. Temperamen dan jumlah produksi susu induk
            Induk yang dipilih hendaknya sebaiknya memiliki temperamen yang baik, mau merawat anaknya serta selalu siap untuk menyusui anaknya.
4. Penampilan Eksterior
            Penampilan eksterior ternak bibit harus menunjukkan kriteria yang baik untuk bibit baik ternak jantan maupun betinanya (induk). Untuk memberikan penilaian keadaan atau penampilan eksterior dapat dilakukan dengan melakukan perabaan/pengukuran ataupun pengamatan.

c.Uji Keturunan (Progeny Test)
Sering suatu sifat hanya muncul pada salah satu jenis kelamin saja ,misalnya produksi susu. Tetapi keunggulan potensi genetik ternak jantan untuk produksi susu juga sangat penting, karena pada umumnya ternak jantan dapat mengawini banyak betina. Apabila keadaan ini terjadi, maka bisa dilakukan uji Zuriat.Uji Zuriat adalah suatu uji terhadap seekor atau sekelompok ternak berdasarkan performance atau tampilan dari anak-anaknya. Uji ini lazim digunakan untuk evaluasi pejantan karena pejantan biasanya banyak menghasilkan keturunan. Keberhasilan uji Zuriat tergantung pada syarat-syaratberikut ini :
1.Pejantan diuji sebanyak-banyaknya (minimal 5-10 ekor tergantung jumlah anak yang dihasilkan).
2.Pengawinan pejantan dengan betina dilakukan secara acak untuk menghindari jantan-jantan mengawini betina yang sangat bagus atau sangat jelek.
3.Jumlah anak per pejantan diusahakan sebanyak mungkin (minimal 10 anak)
4.Jangan dilakukan seleksi terhadap anak-anaknya sebelum uji selesai.
5.Anak-anak seharusnya diperlakukan sama untuk mempermudah dalam membandingkan.

d. Seleksi Kekerabatan (Family Selection)
Yaitu seleksi individu atas dasar performans kerabat-kerabatnya (misalnya saudara tiri sebapak atau saudara kandung). Seleksi kerabat dilakukan untuk memilih calon pejantan sapi perah dengan tujuan untuk meningkatkan produksi susu  yang tidak dapat diukur pada ternak sapi jantan, dengan mengukur produksi kerabat-kerabat betinanya yang menghasilkan susu. Seleksi kekerabatan biasa dilakukan apabila :
1.Nilai heritabilitas rendah
2.Ternak betina banyak menghasilkan keturunan
3.Ternak diberi perlakuan khusus sehingga tidak bisa dipakai sebagai pengganti. Sebagai contoh pada ayam, suatu seleksi ditunjukan untuk mencari ayam-ayam yang tahan terhadap penyakit spesifik. Anak-anak dari suatu keluarga dibagimenjadi 2 kelompok ; satu kelompok untuk ayam pengganti , dan kelompok lain yaitu ayam-ayam yang dipakai untuk percobaan yang diberi perlakuan penyakit. Ayam yang diberi perlakuan penyakit tidak bisa dipakai sebagai pengganti, karena ternak-ternak pengganti harus bersih dari penyakit. Hasil test kemudian dievaluasi dan ayam-ayam pengganti yang dipakai adalah anak-anak yang berasal dari famili terbaik berdasarkan daya tahan dari performa saudara-saudaranya.

B.METODE SELEKSI
Seperti telah dinyatakan semula, seleksi adalah kegiatan untuk membuat keputusan tentang ternak, berdasarkan informasi yang masuk (didapatkan). Dalam hal ini peternak harus mulai pertimbangan nilai-biak (breeding value) dari ternak tersebut. Di dalam suatu usaha pembiakan (breeding program) yang harus dipermasalahkan sebenarnya adalah nilai genetic dari hasil karyanya.
Kita mengenal 3 macam metodE seleksi yaitu :
1)Seleksi indeks
2)Seleksi tandem
3)Seleksi batasan silsilah bebas (independent culling levels).

a.Seleksi Indeks
Yang dimaksud dengan seleksi indeks adalah sustu seleksi yang dilakukan berdasarkan penilaian seluruh prilaku ternak tersebut yang digabung (disebut total score atau indeks).seperti diketahui nilai atau batasan karakter dari ternak pada umumnya mempunyai kisaran tertentu, dari yang amat jelek hingga yang amat baik. Dengan adanya system indeks, suatu prilaku yang kurang baik dapat dikompensasi dengan yang baik selama perilaku tersebut tidak bersifat fatal dan penggabungan angka dari peilaku-peilaku karakter tersebut dinamakan indeks.
Seleksi ini dapat mengatasi kekurangan dua metode sebelumnya. Pada seleksi ini, diperlukan nilai ekonomis relatif, penduga ragam fenotipe, ragam fenotipe, serta kedua peragam genotipe dan fenotipe untuk memperoleh nilai-nilai hubungan indeksnya. Hanya individu yang berindeks tertinggi yang dipilih untuk diteruskan ke generasi-generasi seleksi selanjutnya. Batas minimum untuk tiap sifat adalah saling bebas. Jadi individu-individu yang mungkin harus dibuang menurut metode simultan mungkin masih bisa dipergunakan dalam metode seleksi indeks. Contoh :Indeks : b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + … + bnXndi mana x adalah karakter, koefisien b ditentukan oleh nilai korelasi dan nilai ekonomi relatif.
Kelebihan indeks seleksi yaitu bahwa nilai pemuliaan dapat ditingkatkan melalui nilai intensitas seleksi untuk sifat masing-masing individu dan berat lahir yang diperoleh beragam, sedangkan kekurangannya yaitu tenaga dan biaya yang digunakan besar.
Seleksi indeks banyak digunakan pada peternakan yang lingkungannyarelatif seragam. Untuk keakuratan seleksi ini , parameter genetik seperti nilai heritabilitas, korelasi genetik, dan korelasi fenotif antara sifat harus diketahui. Nilai indeks dapat dibentuk dengan menggunakan rumus :
I=(Pi – P) / P
Ket : I=Nilai Indeks, Pi=Performa ternak, P=Nilai rata-rata. Membuat indeks berdasarkan nilai pemuliaan menggunakan rumus :
NP=h²(Pi – P) Indeks I=h²(Pi-P)Produksi Telur + h²(Pi-P)Berat Telur

b.Seleksi Tandem
Seleksi tandem adalah cara yang paling umum dipergunakan dalam praktek. Dalam usaha perbaikan mutu genetik, sering terlihat antara lain misalnya;seorang peternak domba atau biri-biri mengarahkan tujuannya untuk memperbaiki tingkat kesuburan, tetapi jika suatu saat diperhitungkan harga bulu cenderungakan naik, ia akan memusatkan tujuannya untuk memperbaiki perhatiannya dalamperbaikan produksi bulu domba tersebut. Berdasarkan hal di atas terlihat bahwatujuan atausasaran dari seleksi tergantung dari nilai dan situasi ekonomi yangdiperhitungkan untuk waktu-waktu mendatang.Tandem seleksi mempunyai kelebihan yaitu tidak ada ternak yang beratlahirnya rendah sedangkan kekurangannya yaitu tenaga dan biayanya besar.
            Seleksi tandem adalah seleksi dikerjakan terhadap satu sifat yang paling penting, baru seleksi sifat lainnya cara ini paling umum dipergunakan dalam praktek.
Tahapan seleksi tandem
1.    Seleksi pertama dilakukan untuk sifat yang paling penting
2.    Setelah tujuan untuk sifat pertama telah dicapai, upaya seleksi ditargetkan sifat yang paling penting berikutnya, dan dilakukan untuk jumlah generasi tertentu.
Contoh :
Dalam usaha perbaikan mutu genetic, sering terlihat antara lain misalnya; seorang peternak domba atau biri-biri mengarahkan tujuannya untuk memperbaiki tingkat kesuburan, tetapi jika suatu saat diperhitungkan harga bulu cenderung akan naik, ia akan memusatkan tujuannya untuk memperbaiki perhatiannya dalam perbaikan produksi bulu domba tersebut. Berdasarkan hal di atas terlihat bahwa tujuan atausasaran dari seleksi tergantung dari nilai dan situasi ekonomi yang diperhitungkan untuk waktu- waktu mendatang.
Tandem seleksi mempunyai kelebihan yaitu tidak ada ternak yang berat lahirnya rendah dan mudah dilakukan sedangkan kekurangannya yaitu genotipe dengan sifat lain yang baik dapat terbuang kalau saat seleksi sifat sebelumnya performanya tidak baik dan tenaga serta biayanya besar .

3. Seleksi simultan (Independent Culling Lecel/ICL)
Metode ini umumnya jika mutu suatu prilaku akan dikurangi sampai tingkat minimum dan penyisahan dilakukan pada tingkat umur yang berbeda dari kelompok ternak tersebut . dalam hal ini suatu batasan mutu prestasi telah ditentukan dan seluruh ternak yang ternyata tidak dapat memenuhi persyaratan- persyaratan yang telah ditentukan harus disisihkan . Dalam pelaksanaan penyisihan ini terlihat adanya seleksi dengan tujuan yang berbeda pada tingkat yang berbeda pula.Jenjang atau batasan penyisihan harus ditentukan berdasarkan pengetahuan mengenai kekuatan sifat menurun, perhitungan kepentingan ekonomi terhadap prilaku tersebut dan jumlah ternak yang dapat dikeluarkan.
Seleksi simultan (Independent Culling Lecel/ICL) mempunyai kelebihan yaitu dapat melihat kedua sifat sekaligus dan tenaga tidak terlalu besar serta biaya murah, sedangkan kekurangannya yaitu intensitas seleksi antar karakter tidak bebas, sedang pada metode sebelumnya bebas menentukan intensitas seleksi antar sifat dan ternak hasil seleksi yang memiliki berat lahir rendah.












DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar