Tugas : Makalah
Mata Kuliah : Kimia
Dasar
IKATAN KIMIA
Disusun oleh : KELOMPOK 1
Jumatriatikah Hadrawi I 211 10 001
M. Fadhlirrahman Latief I 211 10 002
Faridah I 211 10 003
Dian Ramadhani
Z. I 211 10 004
Windawati Alwi I 211 10 005
Jusrini I 211 10 251
Hartartyana I 211 10 252
JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2010
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya atas tersusunnya makalah yang kami buat ini. Tanpa ridha dan
kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat dirampungkan. Shalawat
dan salam kita kirimkan atas junjungan Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang terang
benderang seperti saat ini.
Selain itu kami juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada bapak dosen kami yang tercinta atas bimbingan dan ilmunya sehingga
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang selalu memberi kami motivasi.
Makalah
ini kami buat sebagaimana tugas yang diberikan dosen MKU KIMIA DASAR yang
dimana kami dari kelompok 1 (satu) ditugaskan
membuat makalah dengan judul KIMIA DASAR. Tujuan kami membuat makalah
ini sebagai bahan untuk berdiskusi dengan teman-teman dari kelompok lain.
Harapan kami dengan tersusunnya makalah ini,
akam mempermudah kita dalam mendiskusikan dan mempelajari jenis-jenis ikatan
kimia paa umumnya.
Akhirnya, sesuai dengan kata pepatah “tak ada
gading yang tak retak” kami mengaharapkan saran dan kritik dari teman-teman
agar makalah yang kami buat ini bisa lebih baik dan lebih bermanfaat bagi kita
semua.
Makassar, 15 September 2010
Tim
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................... i
Daftar
Isi................................................................................................. ii
Pendahuluan…………………………………………………………………. 1
Ikatan Kovalen……………………………………………………………… 2
Ikatan Ionik…………………………………………………………………. 2
Ikatan Logam………………………………………………………………… 4
Kesimpulan......................................................................................…….. 5
Daftar
Pustaka................................................................................. ……… 5
ii
PENDAHULUAN
Ikatan Kimia adalah ikatan yang terbentuk mengikuti
hukum oktet berdasarkan konfigurasi electron unsur gas mulia. Juga merupakan
ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
a). Atom yang 1
melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron.
B). Penggunaan
bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom.
Ø Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi
pencapaian kestabilan suatu unsur.
Ø Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia
adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.
Ø Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah
adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas
mulia).
Ø Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia;
atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Ø Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8
(oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium)
Ikatan kimia pada prinsipnya berasal dari interaksi
antar elektron-elektron yang ada pada orbit luar, atau orbit yang terisi
sebagian atau orbit bebas dalam atom lainya.
1. Interaksi atom-atom logam (ikatan
metalik/ikatan logam).
Dalam interaksi antar atom logam, ikatan
kimia dibentuk oleh gaya tarik menarik-menarik elektron oleh inti (nucleus)
yang berbeda. Asalnya elektron milik satu atom yang ditarik oleh inti atom
tetangganya yang bermuatan +, dan elektron ini disharing dg gaya tarik yang
sama oleh inti lain yang mengitarinya. Akibat jumlah elektron valensi yang
rendah dan terdapat jumlah ruang kososng yang besar, maka e-
memiliki banyak tempat untuk berpindah. Keadaan demikian menyebabkan e-
dapat berpindah secara bebas antar kation-kation tersebut. Elektron ini disebut “delocalized electron” dan
ikatannya juga disebut “delocalized bonding”.
Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai perekat
atau lem. Kation yang tinggal berdekatan satu sama lain saling tarik menarik
dengan elektron sebagai semennya.
Ikatan kovalen
Ikatan
dengan non logam
Pada prinsipnya semua ikatan kimia berasal dari gaya tarik
menarik inti (nucleus) yang bermuatan + terhadap e yang bermuatan negatif, Gaya
tarik menarik ini ditentukan oleh Hukum Coulomb.
Ikatan kovalen terbentuk, karena hampir semua unsur
memiliki ruang kosong dan orbit luar berenergi rendah. Makin rendah energi
suatu orbit, nakin tinggi stabilitas elektron yang ada di dalamnya. Semua unsur
non-logam memiliki paling tidak 4 dari 8elektron yang mungkin berada pada orbit
luar, kecuali: H, He, dan B.
Perbedaan unsur non-logam dengan logam adalah tidak memiliki kelebihan ruang
kosong yang berenergi rendah untuk penyebaran elektron yang akan disharing.
Elektron yang dapat disharing dalam unsur non-logam tidak mengalami “delocalised”
seperti pada ikatan metalik (ikatan logam). Jadi elektron ini tinggal
terlokalisir dalam kedekatan antar 2 inti (ikatan kovalen).
Contoh: pembentukan H2 dari 2 atom H. Pada
molekul H2 ada 3 gaya yang bekerja yaitu:
a). Gaya tolak-menolak antara 2 inti
b). Gaya tolak-menolak antara 2 elektron
c). Gaya tarik-menarik antara inti dari satu atom dengan
elektron dari atom yang lainnya. Besarnya gaya c ini lebih besar dari jumlah
gaya a dan b.
Ikatan kovalen: gaya tarik-menarik bersih (net) yang
terjadi ketika setiap atom memasok 1 elektron yang tidak berpasangan untuk
dipasangkan dengan yang lain, dan ada satu ruang kosong untuk menerima elektron
dari atom yang lain, sehingga 2 elektron ditarik oleh kedua inti atom tersebut.
2.2.
Valensi atau kekuatan penggabungan
Valensi suatu atom adalah jumlah ikatan kovalen yang dapat terbentuk. Contoh:
valensi H = 1, He = 0, F = 1, O = 2, Li =1.
3.
Ikatan non-logam dengan logam
Pasangan elektron yang membentuk suatu ikatan antara atom logam dan non-logam
terletak pada orbit yang overlap antara 2 atom tersebut. Karena atom non logam
tidak mempunyai ruang kosong dengan energi rendah, maka elektron akan tersebar
pada daerah orbit yang overlap.
Atom dari unsur yang berbeda memiliki kemampuan yg berbeda dalam menarik
pasangan elektron dalam suatu ikatan kovalen.
F, O,
Cl : kemampuan menariknya kuat
Na,
K : kemampuan menariknya lemah.
Elektro-negativitas:
kemampuan relatif suatu unsur untuk memenuhi muatan listrik yang negatif.
IKATAN Ion
Ikatan ini berasal dari gaya tarik elektrostatik antara ion yang bermuatan
berlawnan [Kation (+) dan anion (-)]. (Hukum Coulomb)
Untuk sebagian besar unsur, proses pelepasan atau penambatan elektron adalah
proses endotermik (membutuhkan energi). Ini berarti bahwa bentuk ion adalah
kurang stabil dibandingkan atom yang tak bermuatan.
Na Na+
+ (-) - energi
).
Ikatan Ion (elektrovalen)
o
Terjadi jika atom unsur yang memiliki
energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation)
dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi
menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion).
o
Kedua ion tersebut kemudian saling
berikatan dengan gaya
elektrostatis.
o
Unsur yang cenderung melepaskan
elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron
adalah unsur non logam.
Contoh
1 :
Ikatan
antara dengan
Konfigurasi
elektronnya :
= 2, 8, 1
= 2, 8, 7
§ Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga
konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
§ Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya
sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
½O2 + 2 (-)
O-2 -
energi
Senyawa
yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ionik adalah yang terbentuk
oleh reaksi antara unsur alkali dengan halogen.
Contoh:
Na + Cl NaCl.
Keduanya
memiliki perbedaan elektronegativitas yang besar, sehingga pasangan elektron
yang membentuk ikatan lebih banyak tertarik oleh atom Cl.
Makin besar perbedaan elektro-negativitasnya makin besar
pula karakter ioniknya. Namun ada kekecualian untuk F dan Cs, F memiliki
elektro-negativitas paling kuat, sedang Cs memiliki elektro-negativitas paling
lemah, sehingga ikatannya tidak sepenuhnya ionik. Bagaimanapun juga ikatan
kovalen murni ada dalam molekul yang tersusun oleh molekul yang sama (H2, Cl2,
C-C) atau molekul yang tersusun dari atom yg memiliki elektro-negativitas yang
hampir sama, contoh: C-H.
Contoh
2 :
Ikatan antara Na dengan O
ü Supaya mencapai oktet, maka Na harus melepaskan 1
elektron menjadi kation Na+
(2,8,1) (2,8)
ü Supaya mencapai oktet, maka O harus menerima 2 elektron
menjadi anion
(2,6) (2,8)
ü Reaksi yang terjadi :
(x2)
(x1)
+
Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :
a)
Golongan alkali (IA) [kecuali atom H]
dengan golongan halogen (VIIA)
Contoh : NaF, KI, CsF
b)
Golongan alkali (IA) [kecuali atom H]
dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O
c)
Golongan alkali tanah (IIA) dengan
golongan oksigen (VIA)
Contoh : CaO, BaO, MgS
Sifat umum senyawa ionik :
1)
Titik didih dan titik lelehnya tinggi.
2)
Keras, tetapi mudah patah.
3)
Penghantar panas yang baik.
4)
Lelehan maupun larutannya dapat
menghantarkan listrik (elektrolit).
5)
Larut dalam air.
6)
Tidak larut dalam pelarut/senyawa
organik (misal : alkohol, eter, benzena).
Ikatan Logam
v Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang
terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari
elektron-elektron yang bebas bergerak.
v Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong
yang terjejal rapat 1 sama lain.
v Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga
sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
v Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar
(terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom
ke atom lain.
v Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga
elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana
elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa
berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
Kesimpulan
Dari bermacam-macam ikatan dapat disimpulkan sbb:
a). Senyawa dengan ikatan kovalen yang dominan, elektron
dari ikatan berada pada atom yang membuat ikatan. Diantara molekul yang berbeda
ada ikatan yang lemah yang disebut “gaya van der Waals”. Hal yang sama
terjadi untuk senyawa dengan “ikatan kovalen koordinat”. Molekul yang
berbeda membentuk satuan-satuan yang terpisah. Dalam molekul ini jarak antar
atom dalam molekul lebih kecil dari jarak antara atom dan molekul didekatnya.
b). Senyawa dengan ikatan metalik dan ionik yang dominan,
ikatan itu dibuat oleh elektron-elektron yang disharing. Dalam logam gaya tarik
berasal dari “delocalised electron”, sedang dalam senyawa ionik berasal dari
gaya tarik menarik antara ion positif dan negatif. Dalam senyawa ini,
partikel-partikel bermuatan diposisikan pada jarak yg sama satu dengan yang
lainnya, sehingga tidak ada kemungkinan untuk membedakan atau memisahkan
molekul yang utuh (discrete). Dalam logam, setiap atom biasanya diposisikan
pada jarak yang sama dari 6, 8 atau 12 atom yang lainnya yang menunjukkan bahwa
ikatan dengan seluruh atom-atom yang berbeda ini memiliki kekuatan yang sama.
Dalam bentuk
padat, struktur ionik seperti NaCl, setiap Na+ dikelilingi oleh 6 Cl
pada jarak yang sama, setiap Cl- dikelilingi oleh 6 Na+
juga pada jarak yang sama, yang menunjukkan bahwa setiap Na+ ditarik
oleh 6 Cl- dg kekuatan yang sama, setiap Cl- juga ditarik
oleh 6 Na+ dg kekuatan yang sama. Bentuk pada ini hanya larut dalam
pelarut polar (air) yang dapat memutus ikatan ionik dengan sifat polaritasnya
dan membentuk ion hidrat (ion yang diseliputi dengan mantel air).
DAFTAR PUSTAKA