Minggu, 30 September 2012

Makalah Kelompok Fister Menelan


PROSES MENELAN

No.
Perlakuan
Kemampuan Menelan
Laki-laki
Perempuan
1.
Menelan dengan bolus
Mudah
Mudah
2.
Menelan dengan bolus kering
-
Susah
3.
Menelan dengan bolus basah
Mudah
Mudah
4.
Menelan dengan posisi terbalik
Susah
Susah
5.
Menelan dengan larinx terangkat
Susah
Susah
Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2011.
Proses menelan merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan oleh makhluk hidup supaya proses kehidupannya tetap berlangsung. Proses pencernaan berhubungan dengan proses menelan dimana merupakan mekanisme yang kompleks, dimana kelenjar ludah sangat berperan untuk memudahkan proses penelanan tersebut, kemudian makanan ke oesofagus karena kelenjar peristaltic lingkaran tersebut pada serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang berkontraksi, gelombang peristaltic mengantarkan bolus makanan ke lambung.
Sistem pencernaan adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, antara lain adalah:
Mulut  : Dilakukan pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh ludah yang dihasilkan Kelenjar Parotis, Submandibularis dan Sublingualis yang mengandung enzim Amilase (Ptyalin).
Lambung :  Dilakukan secara mekanik dan kimiawi, Sekretin yaitu hormon yang merangsang pankreas untuk mengeluarkan sekretnya. 
Fungsi HCI Lambung : 1. Merangsang keluamya sekretin
                                      2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
                                      3. Desinfektan
                                      4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi  
                                          merangsang empedu mengeluarkan getahnya.
Usus  :  Di dalam Duodenum terdapat getah pankreas (bersifat basa) yang mengandung Steapsin (Lipase), Amilase dan Tripsinogen.                   
Proses pencernaan makanan di dalam tubuh ada dua macam, yaitu:
1) Pencernaan mekanis
            Merupakan pemecahan atau penghancuran makanan secara fisik atau proses pencampuran makanan dengan getah (enzim) pencernaan. Contohnya gjgi memotong – motong dan mengunyah makanan; lidah serta otot-otot lambung dan usus yang mencampur makanan dengan enzim, gerak yang mendorong makanan dari kerongkongan sampai ke usus (gerak peristaltik).

2) Pencernaan kimiawi
            Merupakan proses pemecahan makanan dari molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang sederhana dengan bantuan getah pencernaan (enzim) yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Sistem pencernaan pada manusia umumnya hampir sama dengan hewan
vertebrata lain yang terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari alat-alat pencernaan vang berhubungan langsung dengan proses pencernaan mekanis dan kimiawi, saluran pencernaan tersebut meliputi: mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum tenue), usus besar (kolon) dan anus. Kelenjar pencernaan merupakan organ yang menghasilkan berbagai enzim yang membantu proses pencernaan makanan.
gambar: Sistem pencernaan manusia.jpg
1. Mulut
Mulut manusia berupa rongga yang dilapisi oleh jaringan epitel pipih berlapis banyak. Dalam rongga tersebut terdapat alat pencernaan seperti gigi, lidah, dan kelenjar ludah (kelenjar saliva) yang membantu proses pencernaan mekanis dan kimiawi.
a. Gigi
Struktur gigi pada manusia dapat dibedakan atas gigi sulung (gigi susu) dan gigi tetap. Gigi yang pertama kali tumbuh sejak anak berusia enam bulan disebut gigi susu. Gigi susu berangsur-angsur akan berubah menjadi gigi sulung. Gigi sulung bersifat tetap (tanggal) dan berjumlah 20 buah. Mulai umur enam sampai empat belas tahun secara berangsur - angsur gigi sulung akan digantikan oleh gigi tetap (gigi permanen). Jumlah gigi tetap 32 buah, karena ada penambahan pada gigi geraham kecil (premolar). Berdasarkan strukturnya, jenis gigi pada manusia dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1) Gigi seri (incisor), terletak berderet lurus di bagian depan berbentuk pipih dan tajam untuk mengiris dan memotong makanan,
2) gigi taring (canius), ujungrrya berbentuk runcing untuk mecabik dan
menyobek makanan,
3) Geraham depan (premolar),b entuknya berlekuk-lekuk untuk mengiris
dan menghabiskan makanan,
4) Geraham belakang (molar), bentuknya berlekuk - lekuk untuk menghaluskan makanan dan terletak pada bagian belakang.
         
b. Lidah
gambar:mulut.jpg
               Selain gigi, di dalam rongga mulut manusia juga terdapat lidah. Selain sebagai alat pengecap, lidah di dalam pencernaan makanan berfungsi untuk:
1) mencampurkan makanan
2) mendorong makanan dalam proses menelan, dan
3) membersihkan mulut dari sisa makanan
Lidah membentuk lantai pada rongga mulut. Di bagian belakang, otot-otot lidah melekat pada tulang hyoid (tulang pangkal lidah yang berbentuk seperti huruf V). permukaan lidah penuh dengan tonjolan (papilla) yang mengandung puting-puting pengecap, sehingga lidah dapat merasakan makanan seperti asam, manis, pahit, dan asin.

c. Kelenjar Ludah
gambar:kelenjar ludah.jpg

Pada rongga mulut terdapat tiga macam kelenjar ludah (saliva) yang menghasilkan cairan ludah. Kelenlar-kelenjar tersebut adalah:
1) kelenjar parotis, yang terletak di dekat telinga,
2) kelenjar submaksilaris yang terletak di bawah rahang atas,
3) kelenjar submandibularis yang terletak di bawah lidah

               Di dalam cairan ludah mengandung air sebanyak 90%, dan sisanya terdiri atas garam-garam bikarbonat, lendir (mukus), lizozim (enzim penghancur bakteri), dan amilase (ptialin).
               Ketiga kelenjar ludah setiap harinya dapat menghasilkan lebih kurang 1600 cc air ludah. Pengeluaran air ludah akan bertambah jika ada rangsangan dari luar, seperti mencium aroma makanan, melihat atau membayangkan suatu makanan yang lezat atau karena lapar.
Cairan ludah berfungsi untuk:
1) memudahkan dalam menelan makanan karena makanan tercampur dengan lendir dan air
2) melindungi rongga mulut dari kekeringan, panas, asam dan basa
3) membantu pencernaan kimiawi, karena kelenjar ludah menghasilkan enzim ptialin (amilase) yang berperan dalam pencernaan amilum menjadi maltosa dan glukosa, enzim ini berfungsi dengan baik pada pH netral (pH 7)

d. Proses Menelan Makanan
         Agar makanan masuk ke dalam saluran pencernaan di dalam rongga perut untuk diproses lebih lanjut, makanan harus ditelan. Menelan adalah proses menggerakkan makanan dari rongga mulut menuju lambung yang berlangsung dalam waktu 4-7 detik.
Proses menelan terbagi atas:
1) gerakan sadar, yaitu gerakan lidah yang menekan makanan ke atas dan mendorong makanan ke belakang kemudian masuk ke dalam kerongkongan,
2) gerakan tidak sadar, yaitu gerakan di daerah faring, berupa reflex yang menggerakkan laring ke atas sehingga epiglotis menup glotis.
Dengan demikian, makanan tidak masuk ke rongga hidung dan saluran pernapasan. Gerakan di daerah kerongkongan, berupa gerak peristaliik yang mendorong makanan ke arah bawah ,masuk ke dalam lambung.

e. Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti selang air, sebagai penghubung antara rongga mulut dan lambung yang terletak di belakang trakea (tenggorokan). Panjang kerongkongan pada manusia lebih kurang 25 cm yang berakhir pada bagian kardiak lambung. Kerongkongan tersusun oleh dua pertiga otot polos dan sepertiga otot lurik. Pada kerongkongan dihasilkan lendir yang membantu gerak peristaltik, sehingga makanan terdorong ke arah lambung. Akan tetapi, kerongkongan ini tidak menghasilkan enzim pencernaan dan tidak melakukan absorbsi sari makanan.



f. Lambung (Ventrikulus)
Lambung menghasilkan getah lambung yang terdiri atas:
a. air dan lendir;
b. ion-ion organik,
c. asam lambung (HCl), dan
d. enzim – enzim pencernaan (Pepsin, Renin dan Lipase).

            Disamping itu juga lambung menghasilkan asam lambung (HCl), adapun fungsi HCl yang disekresikan oleh lambung, adalah:
a) Asam Klorida (HCI) merupakan asam kuat yang dapat memberikan lingkungan asam dan mengubah makanan menjadi asam (pH 1-3). Asam Iambung ini dapat membantu membunuh mikroba pathogen vang masuk bersama makanan ke dalam lambung.
b) Mengaktifkan kerja enzim, yaitu mengubah pepsinogen (proenzim) menjadi enzim pepsin.
c) Merangsang membuka dan menutupnya katup pada bagian pilorus yang berhubungan dengan duodenum.
d) Merangsang pengeluaran getah usus.
         Pepsin yang dihasilkan oleh lambung berfungsi menghidrolisis protein menjadi pepton. Renin adalah enzim yang dapat menggumpalkan protein susu (kasein) dengan bantuan ion kalsium (Ca2+). Sedangkan enzim lipase adalah enzim yang dapat menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Proses pencernaan di dalam lambung akan berlangsung selama 2-6 jam, tergantung pada jenis makanannya. Makanan yang berlemak akan bertahan lebih lama di dalam lambung. Sedangkan makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat hanya akan tinggal sebentar di dalam lambung. Di dalam lambung tidak terjadi penyerapan sari-sari makanan, akan tetapi terjadi penyerapan air, mineral, alkohol, dan obat - obatan.
g. Hati dan Kandungan empedu
       
gambar:Liver.jpg
          Hati terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri. Struktur mikroskopik organ ini terdiri atas lobulus – lobulus berbentuk segi enam yang terdiri atas sel –sel hati , antara lain:
a) menghasilkan protein plasma seperti heparin, fibrinogen dan protrombin,
b) pusat metabolisme protein, lemak dan karbohidrat,
c) menetralisir racun yang masuk ke dalam tubuh (defoksifikasi),
d) tempat menyimpan cadangan makanan seperti glikogen, dan
e) menghasilkan cairan empedu.

          Setelah diserap oleh usus, sari-sari makanan dibawa oleh darah menuju ke hati dan seluruh tubuh. Pada hati bermuara dua pembuluh darah, yaitu: vena porta hepatica yang berasal dari Iambung dan usus yang mengandung darah miskin oksigen, tetapi kaya nutrisi (sari makanan)( dan arteri hepatica yang merupakan cabang arteri coeliaca (arteri yang mengalirkan darah ke saluran cerna) yang kaya oksigen.
h. Pankreas
    
gambar:diabetes-pancreas.gif
Pankreas juga merupakan organ tambahan pada sistem pencernaan. Pankreas memiliki panjang kurang dari 12 cm dan tebal 2,5 cm. pankreas terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian kepala yang melekat pada duodenum, bagian badan yang merupakan bagian tengah pankreas, dan bagian ekor yang merupakan bagian yang memanjang ke arah ujung kiri atas.
            Pankreas menghasilkan beberapa jenis hormon, yaitu:
a) sekretin, hormon yang berfungsi merangsang sel-sel pankreas untuk mensekresikan getah pankreas, HCO3 dan juga mengurangi sekresi getah lambung.
b) Koleisistokinin, hormon yang berfungsi merangsang sel-sel pancreas mensekresikan getah pankreas vang kaya enzim dan menyebabkan kontraksi pada kandung empedu.
c) Insulin, hormon yang sangat penting dalam mensintesis glikogen dari glukosa. Kekurangan produksi hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus (DM ).
i. Usus Halus (Intenstinum Tenue)
gambar:usus halus.png
Usus halus merupakan saluran pencernaan terpanjang yang panjangnya lebih kurang 7 meter dengan diameter 2,5 cm. Fungsi usus halus adalah mencerna makanan dan mengabsorpsi sari makanan.
Penyerapan sari-sari makanan kedalam dinding usus melalui berbagai cara, yaitu secara : difusi, osmosis, difusi difasilitas, endositosis, dan transport aktif.
Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a) duodenum (usus dua belas jari), panjangnya 25 cm,
b) jejenum (usus kosong) panjangnya 2,5 m,
c) ileum (usus penyerapan) panjangnya 4 m.

j. Usus Besar (Kolon) dan Anus
           Usus besar (kolon) terletak di antara ileum dan anus. Kolon dihubungkan dengan dinding perut belakang oleh mesokolon. Panjang usus besar lebih kurang 1,4 meter dan lebar lebih kurang 6 cm. Secara anatomi, usus besar terbagi atas sekum kolon asenden (naik), kolon transversal (mendatar), kolon desenden (turun), rektum, dan anus. Pada kolon terjadi pengaturan kadar air feses, dan terjadi gerakan peristaltik yang mendorong sisa makanan menuju rektum atau poros usus.         





EKSKRESI URINE
No
Jenis Minuman
JK
Volume (ml)
Warna
Bau
1.
Air Mineral
P
W
100
-
Bening
-
Pesing
-
2.
Susu Putih
P
W
80
-
Kuning Jernih
-
Pesing
-
3.
Susu Coklat
P
W
95
-
Kuning Jernih
-
Pesing
-
4.
Sirup
P
W
60
25
Kuning
Kuning
Pesing
Pesing
5.
Teh+gula
P
W
330
30
Kuning
Kuning
Pesing
Pesing
6.
Teh tanpa gula
P
W
-
-
-
-
-
-
7.
Kopi tanpa gula
P
W
90
40
Kuning Jernih
Kuning Jernih
Pesing
Pesing
8.
Kopi+gula
P
W
50
30
Kuning Jernih
Kuning Jernih
Pesing
Pesing
Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2011.
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dapat dikeluarkan bersama urin, keringat atau pernapasan. Pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme dari dalam tubuh dapat melalui ginjal, kulit, paru-paru, dan saluran pencernaan. Dalam proses ekskresi ada beberapa bagian tubuh yang mempunyai fungsi penting antara lain:
            Ekskresi Urine dimulai dengan darah yang mengandung air, garam, glukosa, urea, asam amino, dan amonia mengalir ke dalam glomerulus untuk menjalani proses filtrasi. Proses ini terjadi karena adanya tekanan darah akibat pengaruh dari mengembang dan mengerutnya arteri yang memanjang menuju dan meninggalkan glomerulus. Akhir filtrasi dari glomerulus ditampung oleh kapsul Bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus atau urine primer. Secara normal, setiap hari kapsul Bowman dapat menghasilkan 180 L filtrat glomerulus.   

komposisi urine          
Filtrat glomerulus ini kemudian diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal zat-zat yang masih berguna direabsorpsi. Seperti asam amino, vitamin, dan beberapa ion yaitu Na+, Cl–, HCO3–, dan K+. Sebagian ionion ini diabsorpsi kembali secara transpor aktif dan sebagian yang lain secara difusi.           
Proses reabsorpsi masih tetap berlanjut seiring dengan mengalirnya filtrat menuju lengkung Henle dan tubulus kontortus distal. Pada umumnya, reabsorpsi zat-zat yang masih berguna bagi tubuh seperti glukosa dan asam amino berlangsung di tubulus renalis. Akan tetapi, apabila konsentrasi zat tersebut dalam darah sudah tinggi, tubulus tidak mampu lagi mengabsorpsi zat-zat tersebut. Apabila hal ini terjadi, maka zat-zat tersebut akan diekskresikan bersama urine.  

diagram proses reabsorbsi urine

Selain reabsorpsi, di dalam tubulus juga berlangsung sekresi. Seperti K+, H+, NH4+ disekresi dari darah menuju filtrat. Selain itu, obat-obatan seperti penisilin juga disekresi dari darah. Sekresi ion hidrogen (H+) berfungsi untuk mengatur pH dalam darah. Misalnya dalam darah terlalu asam maka ion hidrogen disekresikan ke dalam urine.            
Sekresi K+ juga berfungsi untuk menjaga mekanisme homeostasis. Apabila konsentrasi K+ dalam darah tinggi, dapat menghambat rangsang impuls serta menyebabkan kontraksi otot dan jantung menjadi menurun dan melemah. Oleh karena itu, K+ kemudian disekresikan dari darah menuju tubulus renalis dan dieksresikan bersama urine.  
Pada saat terjadi proses reabsorpsi dan sekresi di sepanjang tubulus renalis secara otomatis juga berlangsung pengaturan konsentrasi pada urine. Sebagai contoh, konsentrasi garam diseimbangkan melalui proses reabsorpsi garam. Di bagian lengkung Henle terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi. Keberadaan NaCl ini berfungsi agar cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dinding lengkung Henle descending bersifat permeabel untuk air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan filtrat terdorong ke lengkung Henle bagian bawah dan air bergerak keluar secara osmosis.
Di lengkung Henle bagian bawah, permeabilitas dindingnya berubah. Dinding lengkung Henle bagian bawah menjadi permeabel terhadap garam dan impermeabel terhadap air. Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.    
Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang bergerak masuk saat di lengkung Henle ascending membuat konsentrasi filtrat menjadi isotonik. Setelah itu, filtrat terdorong dari tubulus renalis menuju duktus kolektivus. Duktus kolektivus bersifat permeabel terhadap urea. Di sini urea keluar dari filtrat secara difusi. Demikian juga dengan air yang bergerak keluar dari filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini menyebabkan konsentrasi urine menjadi tinggi.       
Dari duktus kolektivus, urine dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara bagi urine.        







Simaklah Tabel 2 berikut ini agar lebih mudah memahami proses pembentukan urine.        

proses pembentukan urine

Urine ditampung di dalam kantong kemih (vesica urinaria) hingga mencapai kurang lebih 300 cc. Kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh. Pengeluaran urine ini diatur oleh otot sfinkter. . Jika kantong kemih sudah penuh terisi urine, dinding kantong kemih akan tertekan dan kemudian urine akan keluar melui uretra. Kondisi ketika kantong kemih tertekan itulah yang teman-teman sebut dengan istilah “kebelet pipis”. Komposisi urine yang dikeluarkan meliputi air, garam, urea, dan sisa substansi lainnya seperti pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urine. Banyaknya urine yang dikeluarkan dari tubuh manusia normalnya adalah 5 liter tiap harinya. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine antara lain ialah banyaknya air yang diminum, dan suhu udara sekitar. Pembentukan urine akan meningkat ketika suhu dingin, sementara pada suhu panas maka pembentukannya sedikit. Itu sebabnya, mengapa kita sering merasa kebelet pipis saat berada dalam suhu yang dingin. Warna urine setiap orang berbeda dan biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan, ataupun penyakit. Warna normal urine adalah bening hingga kuning pucat.




RESPIRASI
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/18/Respiratory_system_complete_numbered.svg/300px-Respiratory_system_complete_numbered.svg.png
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organisme) dengan lingkungannya. Secara umum pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen bebas dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air.
Di udara banyak terkandung berbagai gas seperti N2, O2, CO2, dan H2O. Oksigen diperlukan untuk pembakaran sari-sari makanan guna memperoleh energi melalui reaksi Oksidasi Biologi. Jadi, pernapasan yang dilakukan oleh organisme bertujuan untuk mengambil energi yang terkandung didalam makanan. Selain energi, oksidasi biologi juga melepaskan karbon dioksida dan uap air sebagai produk akhirnya, sesuai dengan reaksi berikut :
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + Energi
(gula) (oksigen) (karbondioksida) (uap air)
Alat-alat pernapasan pada manusia
Alat-alat pernapasan pada manusia terdiri dari : hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan paru-paru.
1. Hidung (rongga hidung)
Rongga hidung merupakan dua saluran sempit yang disangga oleh beberapa tulang yang didalamnya terdapat selaput lendir dan rambut hidung yang memiliki fungsi sebagai berikut :
a. menyaring debu dan kuman-kuman yang masuk bersama udara.
b. menyesuaikan suhu udara dengan suhu badan.
c. mengatur kelembaban udara yang masuk.
2. Faring
Faring terletak dibelakang rongga hidung dan mulut yang merupakan persimpangan antara jalan makanan dan udara. Di persimpangan ini terdapat dua katup yaitu katup penutup rongga hidung (anak tekak) dan katup pangkal tenggorok (epiglottis).
3. Laring (pangkal tenggorok)
Laring terletak diantara faring dan trakea. Laring tersusun atas katup pangkal tenggorok (epiglotis), perisai tulang rawan dan gelang-gelang tulang rawan yang membentuk jakun. Di dalam laring terdapat pita suara yang dapat bergetar menghasilkan suara.
4. Trakea (batang tenggorok)
Trakea berbentuk seperti pipa yang terletak memanjang dibagian leher dan rongga dada. Trekea berfungsi sebagai tempat lewatnya udara. Epiglotis akan turun menutupi saluran pernapasan saat berbicara, dan akan terangkat sehingga saluran makanan akan terbuka saat menelan makanan. Kotoran, debu atau partikel-partikel asing lainnya yang ikut terhirup dalam udara dapat ditahan dan dikeluarkan oleh rambut-rambut halus berlendir (silia) pada dinding trakea.
5. Bronkus
Bronkus merupakan cabang dari trakea. Cabang kiri menuju paru-paru kiri dan cabang kanan menuju paru-paru kanan. Bronkus juga memiliki selaput yang berlendir dan rambut-rambut getar. Bronkus bercabang tiga menuju paru-paru kanan dan bercabang dua menuju paru-paru kiri. Setiap cabang akan bercabang lagi membentuk saluran yang lebih kecil yang disebut bronkiolus. Bagian ujung dari bronkiolus berakhir pada gelembung paru-paru yang dinamakan alveolus.
6. Paru-paru
Paru-paru merupakan tempat terjadinya penyerapan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida yang terletak dirongga dada di atas diafragma. Paru-paru terdiri dari dari dua bagian, bagian kanan yang terdiridari 3 gelambir dan bagian kiri 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh salaput tipis yang disebut pleura. Di dalam paru-paru tepatnya di ujung bronkiolus terdapat alveoli yang merupakan tempat pengisapan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

Tulang rusuk turun karena
otot interkostal berelaksasi
 
Diaphragma  berelaksasi
(naik)

 
Udara Keluar
 
Ekspirasi
 
 

Pernapasan dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
  2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Pernapasan perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
  1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
  2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar