Rabu, 20 Februari 2013

Bovine Viral Diarrhea and Mucosal Disease (BVD)



Bovine Viral Diarrhea and Mucosal Disease (BVD)

            BVD-MD dikenal sebagai penyebab diare sejak tahun 1940. Penyakit ini disebabkan oleh simple virus yang menyebabkan diare. BVD pertama kali ditemukan sebagai penyebab aborsi pada ternak di UK pada tahun 1980.Virus BVD/MD adalah virus yang menginfeksi sapi maupun biri-biri. Virus ini merupakan RNA virus kecil beramplop yang diklasifikasikan sebagai Pestiviruses bersama dengan Border Disease Virus, yang juga menginfeksi biri-biri, serta Classical Swine Fever Ada dua spesies berbeda dari virus BVD/MD yang telah ditemukan; BVD-1 dan BVD-2. BVD-1 terdistribusi di seluruh dunia dan memiliki subspesies yang beragam. BVD-2 telah dilaporkan ditemukan di Eropa, walaupun sangat jarang ditemukan di luar Amerika Utara. Virus, yang menginfeksi babi. Penyakit yang disebabkan oleh BVD-1 cenderung tidak parah, sedangkan infeksi BVD-2 biasanya menyebabkan outbreaks penyakit yang lebih parah menyebabkan diare haemorrhagic akut serta kematian.          

Di Inggris, subspesies BVD-1mendominasi. Ini, seperti halnya strain lain dari BVD, memiliki 2 biotipe; non-cytopathogenic dan cytopathogenic. Biotipe non-cytopathogenic adalah yang biasa ditemukan dalam suatu populasi sapi dan yang menyebabkan terjadinya peningkatan, dengan mutasi ataupun rekombinan, menjadi biotipe cytopathogenic. Berbagai perkiraan mengenai prevalensi virus ini pada peternakan sapi di UK menduga bahwa lebih dari 85% kelompok sapi nasional secara endemis terinfeksi.

Gejala Klinis: 

Gejala klinis yang berhubungan dengan infeksi virus BVD bervariasi secara luas tergantung pada masing-masing individu dan strain virus yang menginfeksi. Di Inggris, dalam kebanyakan kasus, ketika seekor hewan yang tidak bunting terinfeksi, penyakit yang muncul tidaklah parah dan muncul hanya dalam waktu yang singkat. Secara khas hewan yang terinfeksi mengalami kenaikan temperatur, diare dan penurunan produksi susu. Gejala ini pada umumnya hanya muncul beberapa hari dan seringkali tidak begitu tinggi sehingga tidak teramati. Yang lebih penting barangkali adalah periode immunosupresi yang mengikuti infeksi virus BVD. Ini memudahkan infeksi oleh pathogen lain yang menyebabkan insiden kejadian penyakit yang lebih tinggi, misalnya diare pada anak sapi atau radang paru paru (pneumonia) ataupun mastitis pada sapi perah.

Jika hewan yang terinfeksi adalah sapi bunting, selain efek infeksi pada induknya, efek infeksi terhadap fetus haruslah dipertimbangkan. Namun lagi-lagi, ini bervariasi tergantung pada strain virus yang menginfeksi dan, terutama, terhadap umur dari fetus. Pada hampir semua stadium kebuntingan, dan terutama selama trimester I dan II, infeksi pada fetus dapat kematian fetus. Ini mungkin dimanifestasikan sebagai kegagalan konsepsi, kematian embrio dini dengan estrus kembali yang tertunda, mumifikasi fetus ataupun abortus. Jika infeksi BVD tidak mengakibatkan kematian fetus, mungkin saja akan bertanggung jawab dalam menyebabkan berbagai abnormalitas fetus yang biasanya mempengaruhi CNS, terutama otak besar (cerebellum), dan mata. Hasil dari hal ini akan diturunkan pada anaknya dan menyebabkan antara lain kesulitan untuk berdiri serta menjaga keseimbangannya ataupun katarak lensa okular (ataupun keduanya). Jika infeksi fetus terjadi pada trimester I kebuntingan, sebelum pembentukan sistem imun fetus, kemungkinan lebih lanjutnya adalah anak sapi yang terinfeksi secara persisten (PI = Persistently Infected).

Cara melindungi peternakan dari BVD antara lain adalah :
Cara yang efektif meningkatkan keresistenan peternakan terhadap BVD dan mengurangi resiko peternakan terinfeksi BVD adalah dengan cara:
1. Mencegah penyebaran dari hewan yang terinfeksi
v Hanya membawa masuk hewan-hewan dari peternakan yang tidak terinefksi BVD.
 Hanya
v membawa hewan dari peternakan yang punya program vaksinasi yang efektif.
v Menghindari pembelian hewan-hewan dari kandang –kandang penjualan.
v Pengujian hewan baru untuk infeksi persisten.
 Pengisolasian hewan
v baru selama ± 30 hari sebelum diijinkan untuk kontak dengan ternak di dalam peternakan.
2. Meningkatkan keresistenan dari peternakan terhadap BVD dengan cara:
 Memberi vaksin secara langsung oleh
v dokter hewan dan label produknya.
 Ternak/ sapi yang aru lahir
v diberi mengkonsumsi kolostrum secara maksimum.
 Kurangi stress pada
v sapi yang bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit lain, kekurangan nutrisi, ketidaknyamanan tempat tinggalnya dan kualitas air yang jelek.
3. Mengurangi penyebaran BVD
 Cegah kontaminasi pupuk kandang terhadap
v bulu, makanan dan air.
 Tempat tinggal bayi sapi dibuat sendiri-sendiri.
 Isolasi hewan sakit.

RABIES



Rabies
Rabies adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus Rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila.
Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan. Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara Rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat Rabies yang masih tinggi.
Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan. Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur

Jenis-Jenis Rabies
Hewan yang terinfeksi bisa mengalami Rabies ganas ataupun Rabies jinak. Pada Rabies ganas, hewan yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada Rabies jinak, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan.

Masa Inkubasi 
Masa inkubasi adalah waktu antara penggigitan sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi penyakit Rabies pada anjing dan kucing kurang lebih 2 minggu (10 hari-14 hari). Pada manusia 2-3 minggu dan paling lama 1 tahun.

Tahapan Penyakit Rabies Pada Hewan
Perjalanan penyakit Rabies pada anjing dan kucing dibagi dalam 3 fase (tahap).
  1. Fase Prodormal: Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa.
  2. Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
  3. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan kematian.

Penanganan Terhadap Hewan Peliharaan
  1. Menempatkan hewan peliharaan dalam kandang yang baik dan sesuai dan senantiasa memperhatikan kebersihan kandang dan sekitarnya.
  2. Menjaga kesehatan hewan peliharaan dengan memberikan makanan yang baik, pemeliharaan yang baik dan melaksanakan vaksinasi Rabies secara teratur setiap tahun ke Dinas Peternakan atau Dokter Hewan Praktek.
  3. Memasang rantai pada leher anjing bila anjing tidak dikandangkan atau sedang diajak berjalan-jalan
Pencegahan
  1. Jadilah pemelihara hewan yang baik.
  2. Selalu ingat untuk memvaksinasi hewan peliharaan seperti anjing, kucing dan kera. Tindakan ini tidak hanya melindungi hewan anda dari penyakit Rabies tetapi juga melindungi diri anda sendiri dan keluarga anda.
  3. Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan hewan atau binatang liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh hewan liar, segera ke dokter hewan untuk diperiksa keadaannya.
  4. Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal anda.
  5. Hindari kontak dengan hewan liar yang tidak jelas asal usulnya.
  6. Nikmati hewan liar seperti rakun, serigala dari tempat yang jauh. Jangan coba coba memberi mereka makan ataupun membelai mereka.
  7. Jangan sok menjadi penyayang hewan lalu mencoba memelihara hewan liar di rumah walaupun mereka kelihatan sangat jinak.
  8. Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.
  9. Jika anda bepergian ke daerah yang terjangkit Rabies, segeralah ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan vaksinasi Rabies.    

Jumat, 21 Desember 2012

ALAMILAH MAKA KAU AKAN RASAKAN

Sesuatu tidak akan bisa kita rasakan jika bukan kita sendiri yang alami. Sebagai contoh kita tidak akan pernah merasakan penderitaan orang tua kita kalau bukan kita alami sendiri. Misal pekerjaan orang tua kita adalah pembantu rumah tangga. Mereka terus melakukan hal itu untuk membiayai sekolah dan kuliah kita. Kita malu dengan profesi mereka, memikirkan persepsi teman-teman kita. Tidakkah kita sadari, bagaimana jika kita menjadi mereka ? menjadi orang tu kita ? Bukankah mereka lebih malu menjalani semua itu ? Lebih lelah dan capek dengan semuanya ? Tapi mereka menahan rasa malu mereka demi semua hasrat untuk membahagiakan anaknya, yang terpikir di benak mereka hanyalah keinginan anaknya lebih baik dan mempunyai nasib lebih bagus. SEMUA DEMI ANAKNYA. Tapi apa perilaku kita? membandel, memboroskan uang, tidak menghormati orang tua. Kita tidak pernah memikirkan perasaan mereka, derita mereka.
        Kita berpikir orang tua kita tidak memikirkan perasaan kita. Tidakkah kita juga lebih tidak memikirkan mereka. Sebuah keharmonisan dalam keluarga akan terbentuk jika kita mencoba mengerti posisi dari satu sama lain. Membayangkan jika kita ada dalam posisi mereka atau jika hal itu belum menggerakkan perasaan kita. Coba jalani semua pekerjaan yang mereka kerjakan. Disitulah kita akan tahu betapa besar pengorbanan mereka. Begitu juga dengan masalah orang lain, kita tidak akan tahu perasaan mereka jika kita tidak mengalaminya maka jadilah orang bijak yang bisa mengetahui perasaan orang lain tanpa melukai mereka.

I LOVE U MOM


Ibu, seseorang yang memberikan kasih sayangnya dengan penuh ketulusan, Ibu tidak  meminta balasan kita. Ibu tidak meminta materi dari kita. Terus memperhatikan kita dikala dekat dan jauh darinya. Terus bertanya tentang keadaan kita.
Barangkali pernah terpikir di benak kita begitu mengjengkelkannya Ibu, menasehati terus dan tidak mau diam. Tidakkah kita tahu ? kenapa dia melakukan itu ? Itu semata-mata karena Ibu menyayangi kita lebih dari dirinya sendiri. Coba pikir jika ibu sudah capek mengeluarkan gurauannya ? Ibu hanya melihat kita begitu saja berbuat kesalahan, tidak mengajari  kita menjadi anak lebih baik. Kita pasti berpikir Ibu tidak lagi peduli sama kita.
Ibu mengandung 9 bulan. Coba pikirkan dengan baik, begitu tersiksanya Ibu. Makan, minum dan tidur tidak enak. Setelah kita lahir, kita begitu rewel dan membuatnya kewalahan mengurus kita. Ibu tidak pernah mengeluh begitu joroknya kita kalau lagi ee (buang hajat) di kasur, begitu baunya kita pipis ketika Ibu lagi menggendong kita, begitu menyebalkannya kita saat dia ingin tidur, kita malah menangis sepanjang malam.
Pernahkah dia menagih kita untuk semua rasa yang telah Ibu beri selama ini ? Tidak. Ibu tidak melakukan itu. Ibu melakukan semua itu dengan ikhlas dan satu hal yang Ibu inginkan “KITA MENJADI MANUSIA YANG LEBIH BAIK” itu saja. Itu sudah cukup. Itulah Ibu.
TERIMA KASIH IBU
AKU KAN BERUSAHA MENJADI ORANG YANG LEBIH BAIK
AKU SAYANG IBU…
I LOVE U MOM….